Pasar e-Commerce Asia Pasifik Bakal Tembus US$3 Triliun

dit & Agustiyanti | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Des 2017 03:29 WIB
Pasar perusahaan e-commerce di Asia Pasifik diperkirakan bakal menembus US$3 triliun pada 2021 mendatang, seiring meningkatnya konsumen kelompok omnishoppers.
Pasar perusahaan e-commerce di Asia Pasifik diperkirakan bakal menembus US$3 triliun pada 2021 mendatang, seiring meningkatnya konsumen kelompok omnishoppers. (Thinkstock/ipopba)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar perusahaan e-commerce di Asia Pasifik diperkirakan bakal menembus US$3 triliun pada 2021 mendatang. Potensi tersebut antara lain didorong oleh meningkatnya konsumen kelompok omnishoppers.

Omnishoppers adalah sebutan bagi konsumen yang menggunakan berbagai macam channel dalam mencari informasi untuk membeli sebuah produk.

Sebuah perusahaan teknologi pemasaran perdagangan (ecommerce marketing) asal Perancis, Criteo mengungkapkan bahwa dalam hasil temuan penelitiannya, kelompok konsumen omnishoppers semakin meningkat. Saat ini, 66 persen masyarakat global lebih memilih pola konsumsi webrooming atau melihat informasi detil produk yang akan dibeli melalui toko online lalu dibeli melalui toko ritel offline.

Sementara itu, 74 persen masyarakat global memilih pola showrooming. Pola showrooming tersebut menggambarkan masyarakat yang lebih suka melihat informasi detil produk dengan datang sendiri ke toko offline atau ritel dan membelinya melalui toko online.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat pola konsumsi tersebut, Criteo menilai, kolaborasi dan pengumpulan data penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sekaligus meningkatkan nilai dan kemampuan bersaing ecommerce sendiri.

"Kolaborasi dalam ekosistem terbuka, membuka jalan bagi perusahaan perdagangan untuk membentuk masa depan mereka." ujar Mananging Director Criteo untuk Asia Selatan dan China, Huang Haming melalui keterangan resmi, Jumat (1/12).

General Manager Criteo untuk Asia Tenggara, Hong Kong dan Taiwan, Alban Vilani mengungkapkan bahwa seharusnya para pengusaha ritel dan brand juga harus memahami pola konsumsi masyarakat global tersebut.

Adapun terkait hal tersebut, pihaknya mengaku telah mengembangkan Criteo Commerce Marketing Ecosystem untuk membantu para pengusaha ritel dan brand untuk mengkolaborasikan data - data tersebut untuk meningkatkan nilai daya saing usaha perusahaan ritel dan brand tersebut.

“Untuk membantu pedagang ritel dan brand mengatasi tantangan ini, Criteo Audience Match dan Criteo Kinetic Design with Video, akan menjadi bagian dari rangkaian teknologi commerce marketing yang kuat, hal ini akan mendukung tercapainya proses belanja secara penuh," ungkap Alban (agi/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER