Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengaku tengah mendorong anak usaha, PT Jasamarga Bali Tol untuk menerbitkan obligasi berbasis proyek (project bond) sebagai sumber pendanaan baru pada tahun depan.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengungkapkan, perusahaan induk mendorong anak usahanya itu lantaran telah beroperasi penuh dan memegang mayoritas saham sebesar 55 persen pada ruas jalan tol Bali-Mandara.
"
Project bond itu untuk jalan tol kami yang sudah
brownfield, sudah beroperasi penuh. Kan sekarang kami sudah ada beberapa yang beroperasi penuh, ada tol Bali misalnya,” ujar Desi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bilang, JSMR mendorong penerbitan obligasi agar anak usaha lebih mandiri dalam memperoleh sumber pendanaan untuk kebutuhan modal, sehingga ke depan tak lagi bergantung pada pendanaan dari perusahaan induk.
Sayangnya, Desi masih enggan merinci lebih dalam mengenai target waktu penerbitan obligasi tersebut. Selain itu, ia juga belum memberi estimasi nominal obligasi yang akan diterbitkan.
“Nanti dibuat
cash flow-nya (aliran kas) sendiri. Kami lihat kebutuhan mereka berapa. Tapi penerbitannya tetap melalui induk, itu yang dorong semua induk,” terangnya.
Selain mendorong penerbitan obligasi, ia bilang, JSMR juga akan mendorong anak usaha untuk melakukan sekuritisasi jalan tol. Namun, untuk sementara ini, target JSMR lebih dulu diprioritaskan pada penerbitan obligasi.
Adapun pada tahun ini, JSMR telah menerbitkan sekuritisasi aset perdana berskema Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) senilai Rp2 triliun pada Agustus lalu. Aset yang disekuritisasi berupa Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi).
Selain itu, JSMR juga telah menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah perdana atau yang disebut Komodo Bond senilai Rp4 triliun. Komodo Bond JSMR memiliki tenor tiga tahun dengan tingkat bunga sebesar 7,5 persen dan dicatatkan di London Stock Exchange (ISM) dan Singapore Exchange (SGX) pada 11 Desember mendatang.
Obligasi tersebut dialokasikan ke Asia sebesar 55 persen, Amerika Serikat (AS) 26 persen, dan Eropa 19 persen. Menurut tipe investor, sebanyak 84 persen dialokasikan kepada asset management, sedangkan sisanya 16 persen kepada ke bank/institusi publik/bank swasta.
Obligasi tersebut mendapat peringkat (rating) Baa3 dari lembaga pemeringkat, Moody's dan BB+ dari lembaga pemeringkat lainnya, Standard and Poor's (S&P). Rating tersebut diberikan lantaran kondisi kredit dan keuangan JSMR dinilai kuat dan stabil.
(lav)