Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan penarikan utang awal (pre-funding) untuk anggaran 2018 dengan menerbitkan Surat Utang Negara berdenominasi dolar Amerika Serikat (global bond) senilai US$4 miliar pada Desember 2017 bukan semata untuk meyakinkan investor.
"Funding US$4 miliar tidak untuk meyakinkan pada investor, tapi kita mendapatkan suatu volume yang cukup baik pada window [momentum] yang sekarang terjadi," jelas Sri Mulyani setelah menghadiri acara Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional Direktorat Jenderal Pajak 2017, Rabu (6/12).
Menurutnya pre-funding tersebut dapat membuat arus kas (cashflow) anggaran bisa terjaga, terutama di Januari 2018 nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya Sri Mulyani menyatakan, Indonesia mendapatkan volume global bond yang cukup baik dari segi jatuh tempo (maturity), maupun imbal hasil (yield) jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Tingkat jatuh tempo dan juga rate yield dan price itu luar biasa rendah dibandingkan pertengahan tahun lalu," terang Ani.
Hal tersebut menurutnya menggambarkan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang baik, sehingga pihak asing memiliki kepercayaan untuk membeli surat utang Indonesia dengan tingkat suku bunga yang rendah.
"APBN kita dianggap memiliki struktur yang kuat. Sehingga mereka memiliki kepercayaan untuk membeli bond Indonesia dengan tingkat suku bunga yang sangat rendah spread-nya terhadap Amerika," ujarnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menyampaikan, pihaknya melakukan transaksi penjualan global bond sebesar US$1 miliar untuk tenor 5 tahun, US$1,25 miliar untuk tenor 10 tahun dan US$1,75 miliar untuk tenor 30 tahun.
Secara rinci dijelaskan, obligasi terdiri dari seri RI0123 yang memiliki tenor 5 tahun dengan nominal penerbitan US$1 miliar. Kupon yang ditawarkan pada kisaran 2,95 persen dan yield 3 persen.
Seri RI0128 ditawarkan senilai US$1,25 miliar dengan tenor 10 tahun. Tingkat kupon 3,5 persen dan yield 3,55 persen. Terakhir, seri RI0 148 senilai US$1,75 miliar dengan tenor 30 tahun, pada level kupon 4,35 persen dan yield 4,4 persen.
(gir)