Jokowi 'Pede' Ekonomi Menggeliat di Tahun Politik

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 12 Des 2017 11:33 WIB
Meski demikian, Jokowi mengingatkan, kegiatan ekonomi seharusnya tidak dipengaruhi oleh kegiatan politik.
Meski demikian, Jokowi mengingatkan, kegiatan ekonomi seharusnya tidak dipengaruhi oleh kegiatan politik. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo optimistis konsumsi masyarakat bisa bertumbuh pada tahun depan. Pertumbuhan disumbang oleh belanja politik sejalan dengan perhelatan 171 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 2018 mendatang.

“Menurut saya, kontestasi politik, 0,2 hingga 0,3 persen itu justru ada belanja spanduk, kaus, sembako, justru naik. Tapi, yang ngomong bukan saya, ekonom juga,” ujarnya, Selasa (12/12).

Meski sebagian kecil pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh kegiatan politik, Jokowi menilai, seharusnya kegiatan ekonomi tidak selalu dipengaruhi oleh gejolak politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, saat ini, Indonesia sudah memasuki masa di mana politik dan ekonomi bergerak secara masing-masing.

Ia mencontohkan, Indonesia sudah beberapa kali melalui Pilkada serentak dan ekonomi pun tak bergoncang ketika ada gejolak politik di dalamnya. Makanya, ia menyarankan, pelaku usaha untuk tidak mengambil sikap menanti-nanti keputusan berusaha (wait and see) terus menerus selama tahun politik.

“Kalau mau wait and see sampai kapan? Tahun 2014 kita ada Pemilihan Presiden, wait and see. 2015 ada 150-an Pilkada, ya wait and see lagi. 2016 ada 106 Pilkada wait and see lagi, 2018 ada 171 pilkada wait and see lagi, 2019 ada Pilpres, apa mau wait and see lagi? Saya kira yang politik berjalan lah politik, yang ekonomi berjalan lah ekonomi,” tegas Jokowi.

Selain itu, menurutnya, seharusnya, kondisi ekonomi tahun depan lebih kondusif setelah Indonesia diganjar predikat layak investasi oleh tiga lembaga pemeringkat yakni Moody’s, Standard & Poor, dan Fitch Rating.

Tak hanya itu, kenaikan peringkat Indonesia di dalam indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EODB) ke posisi 72 juga diharapkan mampu menopang pertumbuhan investasi di tahun depan.

“Ekonomi kita kan juga tidak terpengaruh dengan Pilkada yang kemarin kita jalankan. Bahkan, menurut saya, dalam tiga tahun banyak kemajuan yang telah dicapai di bidang ekonomi. Melihat angka seperti ini, apa artinya? Kami harus optimis. Melihat perkembangan ekonomi kita, kenapa kita sendiri malah tidak optimistis?” pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2017 sebesar 5,06 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau 5,03 persen secara tahun kalender (year-to-date).

Sementara itu, di tahun depan, pemerintah memiliki target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen sesuai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER