Jakarta, CNN Indonesia -- PT PP Properti Tbk (PPRO) melakukan pembangunan awal (groundbreaking) secara serentak untuk tujuh bangunan baru, berupa lima apartemen dan dua hotel, pada akhir 2017.
Groundbreaking diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan kinerja PP Properti lebih tinggi.
"Lokasi pemancangan tiang perdana itu tersebar di sejumlah wilayah, antara lain Bekasi, Bandung, Malang, Surabaya, dan Lombok," Sebut Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat dalam siaran pers di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis(7/12).
Secara rinci disebutkan, perusahaan melakukan
groundbreaking sebanyak dua
tower yang berada di kawasan superblock Grand Kamala Lagoon (GKL), Bekasi. Keduanya ialah, Tower Victoria dengan total sebanyak 1.137 unit, dan Tower Isabella dengan total 600 unit.
Di Jatinangor, Sumedang, Apartemen The Louvin dibangun di atas lahan seluas 1,2 Ha dengan 706 unit. Rencananya, bangunan akan rampung pada 2020. Sementara itu, di Begawan, Malang terdapat 948 unit dan sudah terjual 90 persen dari total unit. Bangunan diperkirakan rampung 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apartemen lain yang dibangun ialah Grand Shamaya di Surabaya. Di atas lahan seluas 1,6 hektar, perusahaan membangun sebanyak lima tower dan kemungkinan selesai pada 2021.
Dalam perjalanannya, perseroan menggandeng PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk memberikan pembiayaan properti dengan level yang terjangkau.
Selain itu, terdapat dua hotel yang akan dibangun di Surabaya dan Lombok, masing-masing berkonsep bintang 3 dan bintang 4.
"Pembangunan dua hotel ini akan menambah porsi recurring income perseroan, sama halnya seperti hotel yang berdiri sebelumnya di Jakarta dan Bandung," tutur Taufik.
Sampai kuartal III 2017, perseroan mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 14,73 persen dari periode yang sama 2016 dan laba bersih Rp282 miliar atau lebih besar 8,64 persen dari periode tahun lalu.
Sebelumnya, PPRO juga berencana membangun apartemen di kawasan Jembatan Suramadu, Surabaya, dengan skema joint venture bersama satu perusahaan swasta. Kerja sama dengan modal investasi senilai Rp200 miliar itu diresmikan dalam nota kesepahaman.
Berdasarkan komposisi, PP Properti menjadi pihak mayoritas dengan kepemilikan 55 persen, sedangkan pihak mitra hanya menggenggam 45 persen.
(lav)