Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wika Gedung Tbk menyebut, harga rumah susun (rusun) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang akan dibangun di stasiun tak sampai setengah harga apartemen komersial yang juga akan dibangun di tempat yang sama. Spesifikasi antara keduanya pun disebut akan berbeda.
Wika Gedung sendiri rencananya akan menjadi pengembang proyek Transit Oriented Development (TOD) yang akan membangun rusun MBR dan apartemen komersial di Stasiun Senen dan Manggarai.
Direktur HC, Properti, dan Pengembangan Wika Gedung Nur Al Fata menjelaskan, harga rumah susun untuk MBR pastinya akan jauh lebih murah dibandingkan apartemen komerisal yang sama-sama akan dibangun baik di Stasiun Senen maupun Manggarai. Harganya bahkan bisa kurang dari setengah harga apartemen komersial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk rusun MBR itu kan ada aturannya, kalau tidak salah DKI Jakarta Rp9,3 juta per m2. Tapi Bu Rini kan mintanya harga mulai dari Rp7 juta per m2. Komersial belum ada harganya tapi kemungkinan dua kali harga rusun bahkan bisa lebih," ujar Al Fata kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/12).
Dengan perbedaan harga yang signifikan, menurut Al Fata, spesifikasi antara rusun MBR dan apartemen komersial tentu akan berbeda. Perbedaan fasilitas antara lain, menurut dia, akan terlihat dari penyediaan parkir dan kolam renang.
"Kalau rusun MBR tentu tidak ada parkir untuk mobil, hanya motor. Kolam renang juga tidak ada. Kemudian dari sisi materialnya juga tentu akan ada perbedaan," jelas dia.
Ia menjelaskan, pada proyek TOD di Stasiun Senen, pihaknya berencana membangun tiga tower rusun dan apartemen komersial di lahan seluas 8,6 ha. Dari tiga tower tersebut, satu tower diperuntukkan untuk membangun 450 unit rusun, sedangkan dua tower akan dibangun 1.100 unit apartemen komersial.
Adapun proyek TOD di Stasiun Manggarai, menurut dia, akan dibangun di lahan seluas 20 ha. Saat ini master plan proyek ini pun masih disusun. Namun, ia memastikan sedikitnya 20 persen TOD akan dibangun dalam bentuk rusun MBR.
(agi)