Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan pembentukan induk usaha (holding) sektor minyak dan gas (migas) pada kuartal pertama tahun depan. Pembentukan holding migas diharapkan bakal memperkuat keuangan Pertamina selaku induk usaha.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, Rancangan Peraturan Presiden (RPP) terkait holding migas telah melalui proses harmonisasi. Saat ini, kajian bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan tentang holding juga tengah memasuki proses penyelerasan final.
"Diharapkan pada kuartal I 2018 semua proses holding migas akan selesai," ujar Rini dalam keterangan resmi, Kamis (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam skema holding Migas, PT Pertamina (Persero) ditunjuk sebagai induk holding. Pemerintah kemudian bakal mengalihkan 57 persen kepemilikan sahamnya pada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Strategi pelaksanaan holding migas jangka pendek, akan dilakukan dengan mengintegrasikan Pertamina dan PGN, yang dilanjutkan sinergi operasional dan komersial di jangka menengah panjang.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan, holding migas sudah pasti bakal memberikan nilai tambah. Dengan adanya PGN sebagai anak usaha Pertamina, holding migas tersebut akan memiliki struktur neraca keuangan yang lebih kuat.
Dengan demikian, tugas PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN Energi untuk mewujudkan upaya Pemerintah dalam
program Ketahanan Energi dapat semakin lancar.
"Dengan adanya holding migas, diharapkan Pertamina akan dapat memperluas jangkauan gas kepada masyarakat dan dunia
usaha dengan harga yang kompetitif," jelas Edwin.
Edwin menjelaskan, PT PGN (Persero) Tbk juga nantinya akan menjadi tangan PT Pertamina (Persero) dalam melaksanakan kegiatan bisnis midstream dan downstream gas, termasuk transmisi dan distribusi gas alam.
(agi)