Pertamina-Rosneft Patungan Bangun Kilang Tuban US$15 Miliar

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 28 Nov 2017 19:25 WIB
Proyek kilang minyak Tuban berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) itu akan menelan dana investasi mencapai US$15 miliar.
Rencananya, proyek pembangunan NGRR Tuban ini akan menelan dana investasi mencapai US$15 miliar. Nantinya, kilang yang memiliki kapasitas 300 ribu barel per hari (bph). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Migas asal Rusia, Rosneft Oil Company membentuk perusahaan patungan untuk membangun sekaligus mengoperasikan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Rencananya, pembangunan proyek itu akan menelan dana investasi mencapai US$15 miliar. Nantinya, kilang yang memiliki kapasitas 300 ribu barel per hari (bph) itu diharapkan memberi manfaat besar bagi negara, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Pertamina melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD menandatangani akta pendirian perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) hari ini, Selasa (28/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur KPI Achmad Fathoni Mahmud mengungkapkan, kedua perusahaan menyepakati komposisi saham terdiri dari 55 persen dimiliki Pertamina, sisanya 45 persen milik Rosneft.

"Proyek ini akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi dengan meningkatkan produksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V. Kilang juga akan menghasilkan produk baru petrokimia," ujar Achmad dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/11).

Achmad menambahkan, pembangunan megaproyek NGRR Tuban berpotensi menciptakan lapangan kerja, dengan perkiraan antara 20 ribu hingga 40 ribu tenaga kerja pada waktu proyek berjalan dan sekitar 2 ribu orang setelah beroperasi.


Menurutnya, proyek juga akan memberikan dampak positif berantai berupa pajak untuk pemerintah dan ekonomi masyarakat nasional maupun regional.

Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan NGRR Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, Solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari. Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Lestari Indah menjelaskan, pihaknya mendukung pendirian badan hukum Indonesia atas nama PT PRPP antara Pertamina dan Rosneft.

“Pendirian PT PRPP di bidang usaha kilang minyak dengan rencana penyerapan tenaga kerja hingga 40 ribu ini merupakan implementasi Proyek Strategis Nasional yang diharapkan dapat menyeimbangkan demand-supply pasokan migas sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ," jelas Lestari.

Peran pemerintah melalui BKPM, khususnya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat, untuk memastikan bahwa pendirian PT PRPP melalui mekanisme layanan investasi 3 jam dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga dapat segera beroperasi secara resmi sebagai Badan Hukum Indonesia.

"Selanjutnya PTSP Pusat di BKPM juga siap untuk memproses permohonan fasilitas maupun insentif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan pada saat merealisasikan investasinya," lanjutnya.


Berikut susunan direksi pada PT Pertamina Rosneft Pengolahan Petrokimia:

- Presiden Direktur : Amir H. Siagian
- Direktur : Alexander Dmitriev
- Direktur : Bambang Sembodo (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER