Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Hanya Tumbuh 5,15 Persen di 2017

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Selasa, 19 Des 2017 10:35 WIB
Proyeksi Menteri Keuangan itu sedikit di bawah asumsi dalam Anggar​​an Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 5,2 persen.
Proyeksi Menteri Keuangan itu sedikit di bawah asumsi dalam Anggar​​an Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 5,2 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, pertumbuhan ekonomi hanya finis di angka 5,15 persen pada akhir tahun ini. Proyeksi tersebut sedikit menurun dari asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 5,2 persen.

Sementara untuk tahun depan, ia memperkirakan perekonomian tumbuh di kisaran 5,3 persen atau kembali terkoreksi dari target dalam Rancangan APB​​N (R-APBN) 2018 sebesar 5,4 persen.

Kendati begitu, ia berharap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan bisa tetap sesuai dengan asumsi dalam APBNP 2017 dan R-APBN 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Itu outlook. Dua-duanya masih outlook karena kuartal IV 2017 kan masih belum keluar. Nanti tetap kami lihat,” ujar Ani, sapaan akrabnya di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), Senin (18/12).

Khususnya untuk tahun depan, ia bilang, meski ada koreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi. Namun, menurutnya, masih ada beberapa celah bagi ekonomi untuk bertumbuh. Salah satunya melalui pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang dilaksanakan sejak Kabinet Kerja dibentuk.

Sebab, mulai dari tahun ini saja, sudah ada beberapa proyek yang selesai dibangun, sehingga diharapkan sudah memberi kontribusi pada perekonomian nasional. Bahkan, pada tahun depan APBN juga masih terus digunakan untuk mendukung infrastruktur.

“Belanja di 2018 fokus pemerintah tetap di infrastruktur,” imbuhnya.

Selain itu, rangsangan APBN pada pertumbuhan ekonomi juga diberikan pemerintah melalui belanja pegawai yang dialokasikan sekitar Rp365,8 triliun. Lalu, ada pula alokasi APBN bagi masyarakat miskin melalui subsidi dan bantuan sosial (bansos).


Secara keseluruhan, target belanja tahun depan dipatok di angka Rp2.221 triliun dalam R-APBN 2018. Alokasi itu meningkat sekitar 4,12 persen dari target tahun ini dalam APBNP 2017 sebesar Rp2.133 triliun.

Di sisi lain, ia melihat ada ruang bagi ekonomi nasional bertumbuh yang datang dari perbaikan ekonomi global dan penguatan sektor perdagangan internasional.

"Tentunya itu memberikan harapan lebih banyak bagi negara berkembang karena permintaan barang dan jasa, terutama komoditas sudah mulai memulih," terangnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER