Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, proyeksinya tentang defisit anggaran adalah 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir tahun. Angka defisit ini masih direntang target pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yakni sebesar 2,67-2,92 persen.
"Mungkin akan berakhir pada sekitar 2,7 persen," ucap Sri Mulyani, di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), Senin (18/12).
Ia mengatakan, perkiraan defisit tersebut tercermin dari realisasi penerimaan pajak setelah dikurangi pos belanja. Dari pos penerimaan pajak, jumlah baru mencapai Rp1.061,98 triliun atau sekitar 82,6 persen dari target APBNP 2017 sebesar Rp1.285,7 triliun pada pertengahan Desember ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai tadi kami evaluasi, belanja pemerintah masih di bawah 80 persen. Padahal APBNP sudah tutup sekitar 10 hari lagi," imbuhnya.
Artinya, dari sisi belanja negara, jumlah anggaran yang telah dikucurkan negara sampai pertengahan Desember ini sekitar Rp1.706,56 triliun dari target keseluruhan sebesar Rp2.133,2 triliun dalam APBNP 2017.
Kendati begitu, Sri Mulyani belum ingin menjelaskan lebih rinci, langkah apa yang akan dilakukan pemerintah dalam waktu dekat terhadap realisasi itu, misalnya, memetakan belanja yang sekiranya tidak bisa tercapai pada tahun ini.
Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Robert Pakpahan menambahkan, Pemerintah masih menunggu tutup buku untuk menghitung kembali kinerja APBNP 2017. Sebab, potensi penerimaan dan realisasi belanja perlu dihitung sampai waktu terakhir.
Di sisi lain, meski penerimaan pajak baru mencapai 82,6 persen sampai jelang tutup tahun, namun yang terpenting adalah defisit anggaran bisa dijaga pada kisaran yang telah diasumsikan pemerintah.
“Dengan outlook realisasi 2017, walaupun tidak 100 persen, tapi membuat APBN mendarat dengan aman lah dengan outlook defisit yang sesuai prediksi,” tutup Robert.
(lav/arh)