Tahun Ini, Industri Manufaktur Serap 17 Juta Tenaga Kerja

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 21 Des 2017 11:22 WIB
Raihan ini membuktikan industri manufaktur telah berkontribusi 13,28 persen terhadap penyerapan tenaga kerja yang sebesar 128,06 juta.
Raihan ini membuktikan industri manufaktur telah berkontribusi 13,28 persen terhadap penyerapan tenaga kerja yang sebesar 128,06 juta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian melansir industri pengolahan nonmigas sukses menyerap tenaga kerja sebanyak 17,01 juta orang di sepanjang tahun ini. Raihan ini lebih tinggi 9,46 persen ketimbang tahun sebelumnya, yaitu 15,54 juta tenaga kerja.

Itu berarti, Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, industri manufaktur telah berkontribusi 13,28 persen terhadap penyerapan tenaga kerja yang sebesar 128,06 juta. Ini sekaligus membuktikan bahwa industri manufaktur masih berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja.

“Semakin banyak tenaga kerja di bidang industri, maka penggangguran akan semakin berkurang,” ujarnya melalui siaran pers dikutip Kamis (21/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara lebih rinci, sektor yang dianggap menyerap tenaga kerja cukup banyak adalah industri makanan dan minuman dengan angka 3,3 juta orang. Disusul oleh industri otomotif sebanyak 3 juta orang dan industri tekstil sebesar 2,73 juta orang.

“Selain itu, industri furnitur berbahan baku kayu dan rotan nasional menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung mencapai 2,5 juta orang,” imbuh dia.

Haris menambahkan, saat ini, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten agar industri semakin berdaya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini. Sebab, salah satu faktor utama bagi investor dalam menanamkan modalnya adalah kualitas tenaga kerja.

Meski demikian, tenaga kerja di sektor manufaktur terbilang kompetitif mengingat 60 persennya sudah tersertifikasi. Selain itu, pemerintah juga tak mau berpangku tangan.

Oleh karenanya, Kemenperin kini tengah fokus dalam meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi dengan berbasis kurikulum yang dibutuhkan industri (link and match).

“Kami juga telah melakukan pelatihan tenaga kerja industri dengan sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja, serta penyelenggaraan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri dan wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI),” paparnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja per Agustus 2017 tercatat 128,06 juta atau meningkat 2,08 persen dibanding tahun sebelumnya 125,44 juta jiwa. 

Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka pada bulan Agustus 2017 tercatat di angka 7,04 juta jiwa atau 5,5 persen dari seluruh angkatan kerja, di mana secara persentase, angka ini turun dari angka tahun lalu yakni 5,61 persen. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER