Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengungkapkan, perbankan berkomitmen menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp116 triliun sepanjang 2018. Angka itu meningkat 16 persen dari total penyaluran KUR tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp100 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, pemerintah sebenarnya menyiapkan plafon untuk penyaluran KUR sebesar Rp120 triliun.
Apalagi, dengan penurunan suku bunga kredit menjadi 7 persen yang diberlakukan mulai 1 Januari 2018 ini, membuat pemerintah optimistis plafon yang disediakan untuk KUR akan habis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu juga, kami ada skema khusus, penyaluran melalui kelompok," tutur Iskandar, Kamis (4/1).
Ia mencontohkan, misalnya saja dalam satu kelompok terdiri dari 20 anggota. Jika satu anggota mengajukan kredit KUR sebesar Rp500 juta saja, maka dana yang tersalurkan untuk KUR di dalam kelompok tersebut mencapai Rp10 miliar.
"Kemudian penyaluran dengan multisektor, jadi bisa bertani dan berdagang juga," kata Iskandar.
Iskandar menjelaskan, nasabah juga bisa mengajukan kredit untuk dua fungsi sekaligus, yakni pertanian dan perdagangan. Dengan demikian, jika tanah yang dimiliki oleh petani kecil, maka bisa kebutuhan lainnya bisa tertutupi dengan berdagang.
"Jadi misalnya jumlah dana pinjaman KUR Rp10 juta, maka Rp4 jutanya bisa untuk buka warung," jelas iskandar.
Lebih lanjut, Iskandar merinci target tiga perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyalurkan KUR tahun 2018, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp79,7 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp14,56 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp13,4 triliun.
"Ini dengan jumlah 41 penyalur, target empat juta debitur," terang Iskandar.
Untuk sektornya sendiri, pemerintah menargetkan sektor produksi bisa menyumbang 50 persen dari total KUR yang disalurkan. Hal ini disebabkan sektor produksi menghasilkan jasa baru sehingga ada dampak langsung yang dirasakan.
"Kalau sektor perdagangan yang dijual itu-itu saja," tegasnya.
(gir)