Penerimaan Negara Tahun Lalu Bertambah Rp4 Triliun

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2018 09:17 WIB
Kementerian Keuangan membukukan penambahan penerimaan negara terhadap APBNP 2017 sebesar Rp4,2 triliun. Adapun realiasi belanja negara, justru dikoreksi turun.
Kementerian Keuangan membukukan penambahan penerimaan negara terhadap APBNP 2017 sebesar Rp4,2 triliun. Adapun realiasi belanja negara, justru dikoreksi turun. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan membukukan penambahan penerimaan negara terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2017 sebesar Rp4,2 triliun sejak laporan terakhir yang ditutup tanggal 30 Desember 2017 kemarin. Adapun, kenaikan penerimaan itu terjadi pada tanggal 31 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.

Dengan demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi penerimaan negara naik dari Rp1.655,9 triliun menjadi Rp1.659,9 triliun. Kenaikan itu disumbang dari sisi perpajakan sebesar Rp3,6 triliun dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp1,7 triliun. Namun, pemerintah mengoreksi penerimaan hibah dari Rp7,6 triliun ke angka Rp6,4 triliun.

Ia mengatakan, realisasi penerimaan APBNP per 30 Desember 2017 ini sebelumnya sudah disampaikan ke Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna awal tahun kemarin. Karena realisasinya berubah, ia mengaku telah melaporkan hasil realiasi baru ini ke Presiden kemarin malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dari pendapatan negara yang sebelumnya kami presentasikan, ada transfer yang masuk ke penerimaan negara sebesar Rp4,2 triliun dengan overall penerimaan sebesar Rp1.659,9 triliun,” jelas Sri Mulyani, Senin (8/1).

Ia melanjutkan, penambahan penerimaan ini diiringi dengan koreksi belanja dari Rp2.001,6 triliun sesuai laporan per 30 Desember 2017 menjadi Rp1.986 triliun sesuai laporan per 8 Januari 2018. Dengan demikian, realisasi defisit APBNP juga ikut berubah menjadi lebih rendah, dari sebelumnya 2,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 2,42 persen dari PDB.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa defisit ini masih bisa bergerak negatif karena pos belanja pemerintah masih akan bergerak hingga saat ini. Realisasi pinjaman proyek misalnya, kemungkinan akan bergerak naik karena pemerintah masih mencocokkan realisasi proyek yang dieksekusi menggunakan dana tersebut. Jika hal itu terjadi, maka pengeluaran pemerintah bisa jadi lebih besar.

Kendati demikian, ia optimistis bahwa defisit APBNP 2017 tidak akan melebihi angka 2,5 persen kendati belanja pemerintah diperkirakan masih akan bergerak tumbuh dan tidak ada penerimaan yang mengalir lagi ke pemerintah.

“Yang penting, defisit ini masih lebih rendah dibanding target APBNP 2017 yakni 2,92 persen,” tutur Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Sekadar informasi, realisasi belanja pemerintah tahun 2017 kini tercatat meningkat 6,53 persen dibanding tahun sebelumnya Rp1.864,3 triliun. Di sisi lain, penerimaan negara bertumbuh 6,68 persen dari tahun sebelumya Rp1.555,9 triliun. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER