Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berencana memulai proses penggabungan (merger) dengan PT Bank Sumitomo Indonesia pada tahun ini. Jika proses merger kedua bank tersebut rampung, modal inti bank hasil merger dapat menembus Rp30 triliun pada 2019 mendatang.
Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung menjelaskan, saat ini, modal inti perseroan berada di kisaran Rp16,8 triliun. Sedangkan modal inti Bank Sumitomo Mitsui Indonesia mencapai sekitar Rp8,7 triliun.
"Jika digabungkan, akhir tahun ini modal intinya bisa mencapai Rp27 triliun. Tahun depan, kalau rampung, bisa mencapai Rp30 triliun dan masuk BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 4," ujar Arief di Jakarta, Senin (29/1)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief menjelaskan, merger antara kedua bank tersebut akan memperkuat permodalan dan posisi BTPN di tanah air. Saat ini, BTPN menurut dia, barada di posisi 20 besar dari sisi aset.
Kendati demikian, Arief belum bisa memastikan kapan proses merger rampung. Pasalnya, menurut dia, manajemen belum menentukan jadwal
(timeline) proses merger.
"Yang jelas kami akan diskusi dulu setelah ini dengan OJK. Kemudian diskusi dengan konsultan, dan ada proses
due diligent," terang Arief.
BTPN sendiri pertama kali diakuisisi oleh SMBC pada tahun 2014 lalu. Namun, kala itu, SMBC belum berencana untuk melakukan merger antara BTPN dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang lebih dulu dimiliki bank terbesar kedua di Jepang tersebut. Pasalnya, SMBC tak terkena kewajiban konsolidasi terkait aturan kepemilikan saham tunggal bank, lantaran Sumitomo Mitsui Indonesia adalah bank campuran
(joint venture/JV).Namun, entah ada angin apa, SMBC di tahun ini memutuskan untuk menggabungkan kedua bank-nya tersebut di Indonesia.
"Saya nggak tahu, alasannya apa, yang jelas mereka baru meminta kami untuk melakukan kan
asessment untuk merger, baru kemarin. Mereka (SMBC) yang bisa jelaskan kenapa tahun ini," ungkap dia.
Rencana merger antara kedua bank tersebut mendongkrak harga saham BTPN hingga terpaksa dihentikan otomatis
(auto reject) akibat kenaikan yang berlebihan pada perdagangan sesi kedua. Harga saham BTPN pada perdagangan hari ini di tutup di level 3.250, menguat 650 poin atau 24,9 persen dibanding harga penutupan kemarin.
Selain SMBC, bank terbesar di Jepang, Bank of Tokyo Mitshubhisi Ufj (BTMU) di tahun ini juga memiliki ambisi untuk memperbesar bisnis banknya di tanah air tahun ini. Salah satunya, dengan mengakuisisi saham Bank Danamon hingga 73,8 persen secara bertahap. Saat ini, BTMU baru menyelesaikan akuisisi tahap pertama dan memiliki 19,9 persen saham Bank Danamon.
Sebelum membeli Bank Danamon, BTMU sebenarnya telah memiliki bisnis bank di Indonesia melalui kantor cabang bank asing (KCBA).Bukan tidak mungkin BTMU juga bakal mengintegrasikan kedua bisnis banknya tersebut, demi mengantongi restu OJK untuk memiliki saham mayoritas Bank Danamon. Pasalnya, sesuai ketentuan OJK, batas kepemilikan saham bank umum untuk lembaga keuangan sebesar 40 persen.
(agi/bir)