Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berhasil mencatatkan penguatan kinerja. Perusahaan meraup laba bersih setelah pajak (
net profit after tax/NPAT) Rp478 miliar, meningkat 11 persen dari Rp429 miliar pada kuartal I 2016.
Peningkatan kinerja tersebut ditopang penyaluran kredit yang tumbuh 10 persen secara tahunan dari Rp59,27 triliun pada akhir Maret 2016 menjadi Rp64,99 triliun. Dari penyaluran kredit itu, tingkat rasio kredit bermasalah (
non-performing loan/NPL) sebesar 0,8 persen.
Pertumbuhan kredit ini antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha keBTcil dan menengah (UKM) yang mencapai Rp10,04 triliun atau tumbuh 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp7,35 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan juga ditopang pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 32 persen secara tahunan dari Rp3,89 triliun menjadi Rp5,12 triliun pada akhir Maret 2017.
“Di BTPN kami meyakini bahwa inovasi merupakan salah satu kunci untuk dapat terus bertumbuh. Tanpa melakukan inovasi, akan sangat sulit untuk bisa memenangkan hati masyarakat,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan resmi, Kamis (27/4).
Dari sisi investasi, sepanjang tiga bulan pertama 2017, perseroan telah menanamkan dana Rp207 miliar. Angka ini meningkat 157 persen dibandingkan nilai investasi pada kurun waktu yang sama tahun lalu Rp80 miliar.
“Sejak empat tahun terakhir, kami konsisten mengalokasikan sebagian biaya operasional untuk mengembangkan platform layanan nasabah berbasis digital. Kami optimistis investasi ini memberikan dampak signifikan pada perusahaan di masa mendatang,” kata Jerry.
“Jika tidak memperhitungkan investasi baru sebesar Rp207 miliar, sejatinya laba mencapai Rp631 miliar atau tumbuh 29 persen,” imbuhnya.
Melalui berbagai inovasi yang dilakukan, kepercayaan masyarakat terhadap BTPN terus meningkat. Total pendanaan (
funding) meningkat 11 persen secara tahunan dari Rp67 triliun pada akhir Maret 2016 menjadi Rp74,26 triliun pada akhir Maret 2017.
Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp68,91 triliun atau naik 12 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp61,71 triliun. Sementara itu, komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp5,35 triliun atau tumbuh 1 persen secara tahunan.
Lebih lanjut, per akhir Maret 2017, aset BTPN tumbuh 11 persen dari Rp83,6 triliun pada 31 Maret 2016 menjadi Rp92,9 triliun pada akhir Maret 2017. Adapun rasio kecukupan modal (
capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 23,9 persen.