Pangkas Biaya Pencadangan, Laba Bank Mandiri Naik 49 Persen

Agustiyanti | CNN Indonesia
Selasa, 06 Feb 2018 18:52 WIB
Kenaikan laba Bank Mandiri pada tahun lalu menjadi Rp20,6 triliun, didorong pemangkasan biaya pencadangan dari Rp24,6 triliun pada 2016 menjadi Rp16 triliun.
Kenaikan laba Bank Mandiri pada tahun lalu menjadi Rp20,6 triliun, didorong pemangkasan biaya pencadangan dari Rp24,6 triliun pada 2016 menjadi Rp16 triliun. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih pada sepanjang tahun lalu sebesar Rp20,6 triliun, naik 49,6 persen dibanding tahun sebelumnya (year on year/yoy). Kenaikan laba tersebut, terutama didorong pemangkasan biaya pencadangan dari Rp24,6 triliun pada 2016 menjadi Rp16 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, pemangkasan biaya pencadangan dilakukan seiring turunnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perseroan pada tahun lalu. Rasio NPL gross turun dari empat persen pada 2016 menjadi 3,46 persen, sedangkan rasio NPL net turun dari 1,53 persen menjadi 1,18 persen.

"Penyaluran kredit mencapai Rp729,5 triliun pada akhir tahun lalu, naik 10,2 persen (yoy). Kontribusi pembiayaan produktif mencapai 74,7 persen dari total portofolio," ujar Kartika di Jakarta, Selasa (6/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kendati kredit tumbuh 10,2 persen, pendapatan bunga bersih perseroan pada tahun lalu hanya naik 0,6 persen (yoy) menjadi Rp54,8 triliun. Pasalnya, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank BUMN tersebut turun dari 6,44 persen menjadi 5,87 persen.

Sementara itu, pendapatan atas jasa (fee based income) perseroan naik 16,4 persen (yoy) menjadi Rp23,3 triliun.

Kartika menjelaskan, penyaluran kredit perseroan pada tahun lalu terutama didorong oleh pertumbuhan sektor infrastruktur yang mencapai 58,7 persen (yoy) menjadi Rp141 triliun. Kredit tersebut, terutama disalurkan pada sektor utama, yaitu transportasi Rp31,3 trliun, tenaga listrik Rp31,3 triliun, migas dan energi terbarukan Rp18,4 triliun, konstruksi Rp15,5 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota Rp10,6 triliun, telematika Rp9,3 triliun, jalan Rp7,6 triliun, dan lainnya Rp10,8 triliun.



Adapun berdasarkan segmennya, pertumbuhan kredit perseroan tahun lalu didorong segmen mikro yang naik 22,2 persen (yoy) menjadi Rp61,8 triliun dan korporasi yang naik 14,7 persen (yoy) menjadi Rp264,2 triliun.

Sementara itu, pada tahun lalu, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7 persen (yoy) menjadi Rp815,81 triliun.

"Hingga akhir tahun lalu, pengumpulan dana murah perseroan tercatat bertambah Rp50,9 triliun, setara dengan kenaikan 10,4 persen (yoy) menjadi Rp540,3 triliun. Cost of Fud berhasil kami turunkan menjadi 2,73 persen dari posisi akhir tahun sebelumnya 2,93 persen," tambah dia. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER