Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardojo menyebut, prediksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan bentuk pengakuan IMF terhadap reformasi ekonomi yang telah dilakukan pemerintah.
IMF dalam laporannya, memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh rata-rata 5,6 persen per tahun dalam jangka menengah. Prediksi IMF tersebut, menurut Agus, juga merupakan bentuk kepercayaan IMF terhadap ekonomi Indonesia, kendati pertumbuhan ekonomi di tahun lalu hanya sebesar 5,07 persen atau tak mencapai target sebesar 5,2 persen.
"Mereka meyakini ekonomi Indonesia itu adalah ekonomi yang bisa tumbuh 5,1 persen pada tahun 2017 dan makroekonominya dalam keadaan baik," ujar Agus, Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Agus juga setuju dan mendukung rekomendasi IMF agar pemerintah meningkatkan pendapatan negara melalui kebijakan fiskal. Salah satunya, yakni dengan merevisi Undang-Undang (RUU) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Dalam laporan kesimpulan dewan eksekutif IMF, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen dalam jangka menengah didorong oleh kuatnya permintaan domestik disebabkan inflasi yang diproyeksi 3,5 persen.
Namun, kondisi eksternal tetap mempengaruhi laju perekonomian dalam negeri, khususnya dari ekonomi China dan Amerika Serikat (AS). Kemudian, arus modal asing
(capital outflow) juga perlu diwaspadai.
Tak hanya itu, IMF menilai, Indonesia juga masih berpotensi mengalami kekurangan penerimaan (shortfall) pajak serta mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan dana guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
(agi)