Sri Mulyani Harap Indonesia Tak Tertular Lesunya Pasar Global

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2018 13:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan terus memantau perkembangan kondisi pasar modal global yang kini tengah dilanda gonjang-ganjing.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan terus memantau perkembangan kondisi pasar modal global yang kini tengah dilanda gonjang-ganjing. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan terus memantau perkembangan kondisi pasar modal global yang kini tengah dilanda gonjang-ganjing. Sebab menurutnya, kondisi eksternal yang muncul bisa membawa dampak buruk bagi pasar modal Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan, pasar modal dunia yang kini tengah jungkat-jungkit harus diantisipasi dengan stabilitas makroekonomi dan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yakni 5,4 persen.

Akan tetapi, menurut dia, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang masih stabil dan target inflasi di angka 3,5 persen harusnya cukup untuk menunjukkan bahwa kondisi makroekonomi masih tahan akan sentimen negatif dan bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi.

"Kami akan terus pantau perkembangan terutama dari bursa-bursa luar negeri yang dipicu pertama kali oleh perkembangan di Amerika Serikat. Tentu berbagai macam sentimen yang muncul bisa menular kepada bursa di Eropa maupun Asia," kata Sri Mulyani di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa malam (7/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendahara negara itu mengaku akan terus melihat pergerakan bursa saham dengan berfokus pada kehati-hatian terhadap seluruh kebijakan pemerintah.

Ia beralasan, faktor makroekonomi Indonesia yang masih mumpuni diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi investasi yang diprediksi bisa mencapai 7 persen di tahun ini.

Selain itu, postur anggaran pemerintah yang dibuat pun masih ekspansif namun tetap hati-hati yang tercermin dari target defisit APBN sebesar 2,19 persen masih membuat investor tetap optimistis akan kondisi investasi di Indonesia

"Kami juga ingin memberikan keyakinan pada private sector bahwa mereka bisa berpartisipasi banyak terhadap pertumbuhan ekonomi ini," lanjut dia.

Sebelumnya, dikutip dari Reuters, pasar modal global mengalami keguncangan pada hari Senin setelah imbal hasil surat utang AS yang mengindikasikan inflasi yang meningkat dan kenaikan suku bunga.

Hasilnya, Dow Jones Industrial Average ditutup 4,6 persen kemarin, di mana angka ini merupakan yang terdalam sejak tahun 2011. Tak ketinggalan, S&P 500 juga turun 3 persen di perdagangan Asia. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER