Surplus Neraca Pembayaran Kuartal IV 2017 Anjlok Jadi US$1 M

Agustiyanti | CNN Indonesia
Jumat, 09 Feb 2018 18:37 WIB
Surplus neraca pembayaran di kuartal IV 2017 tersebut turun dari kuartal sebelumnya sebesar US$5,4 miliar maupun periode yang sama tahun lalu US$4,5 miliar.
Surplus neraca pembayaran di kuartal IV 2017 tersebut turun dari kuartal sebelumnya sebesar US$5,4 miliar maupun periode yang sama tahun lalu US$4,5 miliar. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mencatat, surplus neraca pembayaran pada kuartal keempat tahun lalu sebesar US$1 miliar, anjlok dibandingkan posisi kuartal sebelumnya sebesar US$5,4 miliar maupun periode yang sama tahun lalu sebesar US$4,5 miliar.

Adapun secara keseluruhan tahun, surplus neraca pembayaran Indonesia tercatat sebesar US$11,6 miliar, turun tipis dibanding posisi 2016 sebesar US$12,1 miliar.

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Junanto Herdiawan menjelaskan, surplus NPI pada kuartal empat tahun lalu masih ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang berasal dari investasi langsung dan portofolio. Kendati demikia, jumlahnya turun dari US$10,4 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi US$6,5 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih rendahnya surplus di kuartal IV 2016 disebabkan oleh defisit investasi portofolio sebagai dampak keluarnya dana asing dari saham domestik dan SUN rupiah pasca-pengumuman Pemilu Presiden AS, serta surplus investasi langsung yang juga lebih rendah karena dipengaruhi outflow di sektor pertambangan," ujar Junanto dalam keterangan resmi, Jumat (9/2).


Sementara itu, defisit transaksi berjalan membengkak dari US$4,6 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi US$5,8 miliar. Membengkaknya defisit transaksi berjalan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang yang disertai peningkatan defisit neraca jasa.

Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan barang, terutama berasal dari kenaikan impor, seiring menguatnya kebutuhan domestik untuk investasi dan kegiatan produksi, yang melampaui kenaikan ekspor. Sementara itu, kenaikan defisit neraca jasa terutama disebabkan oleh meningkatnya defisit jasa transportasi sejalan
dengan kenaikan impor barang.


BI juga mencatat, penurunan surplus neraca pembayaran sepanjang tahun lalu dibanding 2016 disebabkan oleh meningkatnya defisit transaksi berjalan dari US$16,3 miliar pada 2016 menjadi US$17,3 miliar. Sementara itu, transaksi modal dan finansial naik tipis dari US$29,3 miliar menjadi US$29,9 miliar.

Kendati surplus neraca pembayaran turun, BI mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2017 meningkat menjadi USD130,2 miliar, tertinggi dalam sejarah. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER