Jakarta, CNN Indonesia -- PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) mencatatkan kinerja pendapatan sebesar Rp680,03 miliar sepanjang 2017, atau naik 18,75 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Taspen Life Maryoso Sumaryono mengatakan peningkatan pendapatan ditopang oleh pendapatan premi sepanjang 2017 sebesar Rp494,53 miliar yang meningkat 27,14 persen dari kinerja 2016 sebesar Rp388,96 miliar.
"Untuk hasil investasi juga tumbuh pada 2017 sebesar Rp225,6 miliar. meningkat 15,19 persen dari perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp195,85 miliar," terang Maryoso di Jakarta, Selasa (20/2).
Maryoso menyebutkan hingga Desember 2017 jumlah peserta asuransi Taspen Life mencapai 517.367 peserta, naik 14,61 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 451.405 peserta. Tahun 2017 Taspen Life pun telah membayarkan klaim sebesar Rp297,29 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas pencapaian kinerja tersebut, Taspen Life membukukan laba setelah pajak sebesar Rp65,71 miliar atau tumbuh 21,05 persen dibandingkan perolehan 2016 sebesar Rp54,28 miliar.
Ke depan, Maryoso mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan laba sebesar 30 persen di tahun 2018.
"Kami targetkan untuk 2018 ini tumbuhnya laba 30 persen dan top line (pendapatan premi) ingin tumbuhkan 40 persen," imbuh dia.
Sementara itu, tahun 2017 aset perusahaan tumbuh sebesar 15,09 persen menjadi Rp3,42 triliun dari Rp2,97 triliun pada tahun sebelumnya.
Kemudian, untuk investasi Taspen Life tahun lalu mencapai Rp3,23 triliun atau meningkat 14,79 persen dari tahun 2016 yang sebesar Rp2,82 triliun. Sebanyak 24 persen masih berada di instrumen deposito.
"Kemudian saham 3,35 persen, obligasi dan sukuk 23,42 persen dan reksa dana 48,79 persen," terang dia.
Ia mengakui, investasi Taspen Life di deposito mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal itu kata Maryoso, karena perseroan harus memenuhi kewajiban polis kepada peserta asuransi. Pihaknya tengah mencari peluang investasi yang aman dan dengan keuntungan (yield) yang tinggi.
"Deposito kami memang turun dari audit yang lalu dari Rp1, sekian triliun menjadi hanya Rp789 miliar tapi dalam persentasenya masih cukup besar 24 persen," terang dia.
(lav/bir)