Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Januari 2018 mencapai Rp37,1 triliun atau 0,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit anggaran tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp44,9 triliun atau 0,33 persen terhadap PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, penerimaan negara hingga akhir Januari 2018 tercatat tumbuh 14,7 persen (yoy) menjadi Rp101,4 triliun. Sedangkan, belanja negara naik 3,9 persen menjadi Rp138,4 triliun.
"Keseimbangan primer tercatat turun dari Rp22,2 triliun (Januari 2017) menjadi Rp13,9 trilun. Defisit anggaran juga tercatat turun," tutur Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (20/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara pada Januari didorong oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 11,4 persen menjadi Rp85,4 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tumbuh 31,6 persen menjadi Rp16 triliun.
Sementara itu, realisasi belanja negara didorong oleh belanja Kementerian/Lembaga (KL) dan belanja Non-KL yang masing-masing mencapai Rp19,7 triliun dan Rp44,1 triliun.
Sri Mulyani juga menyebut, defisit APBN dan keseimbangan primer terjaga di akhir tahun lalu.
Berdasarkan catatan Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, defisit APBN di akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp336,4 triliun atau 2,48 persen terhadap PDB. Angka defisit APBN per akhir Januari tersebut lebih rendah dari proyeksi semula Kementerian Keuangan di 2 Januari 2018 sebesar Rp345,8 triliun atau 2,57 persen terhadap PDB.
Defisit di akhir tahun lalu, seiring pendapatan negara yang mencapai Rp1.665,2 triliun atau tumbuh 7 persen dibandingkan 2016 dan belanja negara yang tercatat Rp2001,6 triliun atau tumbuh 7,4 persen.
Adapun keseimbangan primer APBN di tahun lalu tercatat sebesar Rp119,8 triliun atau turun dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp125,6 triliun.
(bir)