Jakarta, CNN Indonesia -- Kendati telah mendapatkan restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berjualan kembali, namun hingga kini belum ada polis baru yang diterbitkan
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Artinya, belum ada bisnis baru perusahaan asuransi jiwa tertua itu.
Padahal, perusahaan tengah terhimpit masalah keuangan. Aset dan kewajibannya timpang lebih dari Rp10 triliun per 2016 lalu. Dengan kegiatannya yang terbatas di sepanjang tahun lalu, berarti tidak ada pendapatan baru yang dibukukan perusahaan. Di sisi lain, kewajiban berupa klaim penebusan, kematian, sakit, dan polis jatuh tempo terus berdatangan.
"Memang kemarin pertengahan Februari, OJK bilang ke media sudah bisa jualan lagi kan ya. Tapi, sampai saat ini masih proses, masih diaudit kesiapannya oleh OJK. Jadi, belum ada bisnis baru juga," ujar salah satu sumber
CNNIndonesia.com di kantor pusat AJB Bumiputera, Kamis (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, ia meminta
CNNIndonesia.com untuk mengecek apakah kantor-kantor cabang sudah benar-benar bisa berjualan. Menurut dia, OJK tidak secara terang benderang menyebutkan bahwa tenaga pemasar sudah bisa menghimpun premi baru. Kenyataannya, OJK masih cek-cek kesiapan perusahaan.
Darmiah Muslim, salah satu agen AJB Bumiputera mengaku telah mendengar berita bahwa OJK memutuskan perusahaan bisa menjual kembali produk-produknya. "Iya, kami juga menjual baru di Februari, setelah perusahaan kami ulang tahun dan keputusan OJK lewat media," terang dia.
AJB Bumiputera baru merayakan hari jadinya ke-106 pada 12 Februari lalu. Sementara, OJK mengisyaratkan perusahaan berjualan kembali pada 15 Februari saat konferensi pers.
Salah satu manajemen AJB Bumiputera bilang, memang perusahaan sudah diperbolehkan untuk berjualan, namun semuanya masih dalam persiapan. "Tenaga pemasar sudah menawarkan produk, tapi kan jualan asuransi tidak langsung dibeli," katanya pasrah.
Sekadar mengingatkan, AJB Bumiputera sempat tidak menerbitkan polis baru dalam satu tahun terakhir, saat menjalin kerja sama dengan PT Evergreen Invesco Tbk. Saat itu, kedua pihak sepakat, bisnis baru dipegang oleh PT Asuransi Jiwa Bumiputera, cucu kedua pihak.
Namun, AJB Bumiputera yang dalam lima tahun terakhir berhasil membukukan premi Rp5 triliun per tahun, cuma mengantongi Rp700 miliar melalui PT AJB di tahun lalu.
(bir)