Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja industri properti 2017 terus bergairah. Hal itu terlihat dari pertumbuhan kinerja prapenjualan (marketing sales) perusahaan properti sepanjang tahun lalu.
Sejumlah korporasi sektor properti mengalami tingkat pertumbuhan yang bervariasi. Misalnya saja, marketing sales PT Ciputra Development Tbk (CTRA) hanya tumbuh 6 persen.
"(Marketing sales) tahun 2017 sebesar Rp7,6 triliun, naik 6 persen dibandingkan tahun 2016," ucap Sekretaris Perusahaan Ciputra Development Tulus Santoso kepada CNNIndonesia.com, dikutip Kamis (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tulus, proyek properti di Surabaya menyumbang marketing sales tertinggi, yaitu 32 persen. Diikuti, proyek properti di Jakarta sebesar 27 persen dan Sulawesi 19 persen.
"Kontribusi lebih banyak di Surabaya karena pemainnya tidak banyak," jelas Tulus.
Kendati tumbuh, Tulus mengakui industri properti belum bangkit seutuhnya. Namun, ia mengklaim pencapaian kinerja tahun 2017 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Tahun 2016 sudah bottom, tahun 2017 sudah mulai ada pertumbuhan walau sedikit. Tahun ini ditargetkan (marketing sales) tumbuh 10 persen," papar Tulus.
Sementara itu, Direktur PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Ivy Wong mengungkapkan perusahaan berhasil meraup marketing sales sebesar Rp2,5 triliun pada 2017 atau naik 10 persen dibandingkan dengan tahun 2016.
"Penjualan berasal dari Surabaya, kami rilis dua proyek kondominium di Pakuwon city dan tambah satu kondominium di Pakuwon Mall Surabaya Barat," ucap Ivy.
Pertumbuhan marketing sales juga terjadi pada PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), di mana total marketing sales tahun lalu sebesar Rp7,2 triliun. Angka itu naik 16,12 persen dari posisi sebelumnya sebesar Rp6,2 triliun.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan merinci raihan marketing sales tersebut terdiri dari, penjualan komersial sebesar Rp4,1 triliun, residensial sebesar Rp2,2 triliun, dan penjualan lahan untuk kerja sama dalam bentuk joint venture sebesar Rp804 miliar.
Selanjutnya, PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan marketing sales perusahaan tahun lalu tumbuh signifikan hingga 106,3 persen menjadi Rp3,37 triliun.
"Nilai perolehan marketing sales tersebut lebih tinggi sebesar 46 persen dari target tahunan senilai Rp2,3 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan, Theresia Rustandi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, lonjakan marketing sales ini terjadi karena perusahaan merilis proyek baru berupa kawasan terpadu (mixed used) Fifty Seven Promenade pada kuartal III tahun 2017.
"Lalu penjualan lahan di kawasan Industri Ngoro Industrial Park," sambung Theresia.
Menurutnya, kedua proyek ini menjadi kontributor utama raihan marketing sales perusahaan tahun lalu, yakni sebesar 61,4 persen. Bila dirinci, marketing sales dari proyek mixed used Fifty Seven Promenade tercatat sebesar Rp1,54 triliun dan penjualan lahan di Ngoro Industrial Park sebesar Rp531 miliar.
(lav)