Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai kapitalisasi raksasa agensi periklanan terbesar di dunia, Grup WPP, anjlok pada perdagangan hari Kamis (1/3) hingga US$2,6 miliar. Hal ini terjadi usai perusahaan melaporkan kinerja keuangan.
Direktur Eksekutif Perusahaan Martin Sorrell menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan pendapatan perusahaan tidak mengalami pertumbuhan atau stagnan.
Kinerja keuangan perusahaan juga berdampak negatif pada harga saham yang merosot tajam hampir 13 persen.
"Faktor utama yang mempengaruhi kinerja keuangan kemungkinan adalah dampak jangka panjang dari disrupsi teknologi, dan lebih pada fokus jangka pendek terhadap anggaran berbasis nol, aktivis investor, dan ekuitas pribadi," papar Sorrell dikutip dari CNBC, Jumat (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sorrell meyakini adanya disintermediasi terhadap agensi oleh Google dan Facebook atau terjadi kompetisi digital dari konsultan. Definisi disintermediasi merupakan penghilangan perantara dalam rantai bisnis iklan.
Untuk itu, dia mengakui tahun lalu merupakan tahun yang sulit bagi perusahaan. Dalam hal ini, WPP berusaha adaptasi untuk menghadapi peralihan teknologi tersebut.
"Kami harus menyederhanakan cara kami beroperasi, kami harus lebih cepat dan lebih baik serta efisien," terang Sorrell.
Keterpurukan tak hanya terjadi pada WPP, melainkan juga pada perusahaan periklanan lainnya. Ia menyebut pendapatan Omnicom turun 0,9 persen dan pendapatan IPG melambat.
Sementara itu, beberapa perusahaan barang konsumsi seperti Procter & Gambie, serta Unilever mengurangi jumlah kerja sama dengan agen periklanan. Kemudian, perusahaan minuman bernama Diageo juga memutuskan untuk menghemat anggaran.
Kendati secara keseluruhan bisnis WPP melempem pada tahun lalu, tetapi Sorrell mengaku bisnis hubungan masyarakat dan urusan publik WPP masih naik 0,7 persen. Kemudian, bisnis periklanan juga membukukan kinerja positif, termasuk agen J. Walter Thompson dan Grey, serta agensi media Mindshare dan MediaCom.
Selain itu, Liberum Capital berencana kembali masuk dengan memasang posisi beli (buy) terhadap saham WPP meski perusahaan menurunkan target kinerja keuangan tahunan dalam jangka panjang.
(lav)