Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menargetkan jumlah penyaluran pembiayaan pada tahun ini mencapai Rp11,62 triliun atau meningkat 41 persen dari capaian tahun lalu sebesar Rp8,24 triliun.
Direktur SMF Heliantopo merinci, target tersebut terbagi atas penyaluran pinjaman sebesar Rp9,62 triliun atau meningkat 33 persen dari 2017 lalu sebesar Rp7,24 triliun, dan sisanya berasal dari sekuritisasi sebesar Rp2 triliun atau naik 100 persen dari tahun lalu, Rp1 triliun.
Ia mengatakan, perseroan akan mencapai target tersebut dengan menggandeng pemerintah, terutama untuk menyalurkan pembiayaan ke Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berskema FLPP. Selain itu, perseroan juga turut memperkuat posisi dengan pengembangan bisnis model perseroan dan memperluas sumber pendanaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengembangan bisnis model, salah satunya dengan mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS), sehingga bisa menambah penyaluran pinjaman kami dan untuk menerbitkan surat utang syariah," ujarnya di kantornya, Jumat (2/3).
Menurutnya, pendirian UUS ini telah dikomunikasikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meskipun pendaftaran resmi belum diajukan oleh perseroan.
"Saat ini, sedang proses kelengkapan dokumentasi, setelah lengkap baru diproses ke OJK. Semoga tidak lama, bisa semester I ini," jelasnya.
Sementara, untuk sumber pendanaan akan diperoleh dari penerbitan surat utang (obligasi) mencapai Rp6,25 triliun pada tahun ini atau naik 50 persen dari realisasi tahun lalu Rp4,17 triliun.
Adapun penerbitan obligasi tersebut, telah satu kali dilakukan pada awal tahun ini, tepatnya pada 21 Februari lalu, di mana SMF menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap III tahun 2018 dengan nilai mencapai Rp2 triliun. Obligasi ini mendapat rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Untuk penerbitan selanjutnya, kami lihat bagaimana kondisi pasar, terutama dari suku bunga. Pokoknya kami lihat saat kondisi paling baik (untuk menerbitkan obligasinya selanjutnya)," katanya.
Sementara untuk aset tahun ini ditargetkan naik dari Rp15,66 triliun menjadi Rp18,49 triliun, pendapatan naik dari Rp1,17 triliun menjadi Rp1,25 triliun, dan laba bersih naik dari Rp397 miliar menjadi Rp410,64 miliar.
(bir)