Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menerbitkan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA SP) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk senilai Rp2 triliun atau meningkat dari seri sebelumnya, yakni Rp1 triliun. Penerbitan EBA SP kali ini juga merupakan yang terbesar untuk produk sejenis di Indonesia.
Instrumen EBA SP merupakan instrumen hasil sekuritisasi dari tagihan-tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang kemudian dijual ke publik.
Dalam penerbitan EBA SP itu, SMF berperan sebagai penerbit surat partisipasi, arranger, dan pendukung kredit. Sementara, BTN berperan sebagai kreditur asal dan penyedia jasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berperan sebagai wali amanat dan bank kustodian.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menyebut EBA SP SMFBTN04 telah memperoleh rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Semoga ini bisa menjadi alternatif instrumen pendanaan jangka panjang untuk KPR dan solusi bagi risiko ketidakcocokkan masa jatuh tempo," ujarnya, Jumat (9/3).
Hal itu sejalan dengan tugas SMF sebagai perusahaan pelat merah di bawah Kementerian Keuangan yang berperan sebagai special mission vehicle dalam membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan melalui sekuritisasi dan pembiayaan.
Diperkirakan, perolehan dana sekuritisasi ini bisa membiaya kredit perumahan untuk 18.728 unit rumah.
EBA SP SMFBTN04 terdiri dari dua kelas, yaitu A dan B. Kelas A terdiri dari dua seri, yaitu Seri A1(SMFBTN04A1) senilai Rp700 miliar dengan tenor dua tahun dan kupon 7 persen per tahun, dan Seri A2 (SMFBTN04A2) Rp1,124 miliar dengan tenor lima tahun dan kupon 7,5 persen per tahun. Kemudian, EBA SP Kelas B terdiri dari satu seri dengan nilai Rp176 miliar.
Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan produk EBA cukup digemari investor karena aman dan menguntungkan dengan agunan aset KPR yang nilainya terus naik.
Hingga kini, total sekuritisasi yang telah diterbitkan perseroan bersama SMF dengan skema Kontrak Investasi Kolektif EBA maupun EBA SP mencapai Rp9,6 triliun. Dengan rincian, EBA SP sebesar Rp4,2 triliun dan KIK EBA sebesar Rp5,4 triliun.
Nantinya, perseroan akan menggunakan dana dari penerbitan EBA SP yang keempat kalinya untuk membantu permodalan perseroan demi ekspansi kredit perumahan baik subsidi maupun non subsidi. Rasio kecukupan modal perseroan diperkirakan bisa naik tipis dari 18,8 persen menjadi 19 persen.
"Tahun ini, kami menargetkan penyaluran kredit perumahan untuk 750 ribu unit rumah", imbuh Maryono.
Perseroan juga akan menggunakan raupan dana untuk mendanai program satu juta rumah yang memerlukan pendanaan jangka panjang.
(bir)