Amblas 242 Poin, BI Nilai Pelemahan Rupiah Masih Wajar

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 09 Mar 2018 19:20 WIB
BI mencatat rupiah telah terdepresiasi sebesar 1,5 persen sejak awal tahun ini. Kendati demikian, BI menilai pelemahan nilai tukar tersebut masih wajar.
BI mencatat rupiah telah terdepresiasi sebesar 1,5 persen sejak awal tahun ini. Kendati demikian, BI menilai pelemahan nilai tukar tersebut masih wajar. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menyebut, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 1,5 persen sejak awal tahun hingga hari ini, Jumat (9/3). Kendati demikian, BI masih menilai pelemahan rupiah dalam batas wajar.

Pada penutupan perdagangan sore ini, rupiah ditutup di level Rp13.797 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah tersebut, melemah 242 poin dibanding penutupan rupiah di akhir tahun lalu di level Rp13.555.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kondisi ini masih terbilang wajar, meski tingkat depresiasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan depresiasi rupiah pada tahun 2017 sebesar 0,71 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau terjadi volatilitas, maka BI akan menjaga fluktuasi agar tetap berada di batas kestabilannya," ucap Agus, Jumat (9/3).


Menurut Agus, pelemahan rupiah jelas disebabkan oleh sentimen dari rencana The Fed yang akan menaikan suku bunga acuan pada Maret ini. Gubernur The Fed Jerome Powell cukup optimis dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun ini.

"Jadinya dolar AS menguat, dampak ke mata uang lain ada tekanan," terang Agus.

Kendati telah terkoreksi cukup dalam beberapa waktu terakhir, lanjut Agus, sebenarnya rupiah sempat menguat hingga ke level Rp13.200 pada awal tahun ini atau tepatnya di Januari. Kondisi itu dipengaruhi oleh kenaikan peringkat risiko utang jangka panjang valas dan rupiah yang diberikan oleh Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menjadi BBB.


"Kalau sekarang ada tekanan, jadi kelihatannya rupiah bisa sampai Rp13.700-Rp13.750," tandas Agus.

Untuk menyelamatkan rupiah agar tak terus merosot, BI terpaksa menggunakan cadangan devisa (cadev). Wajar, cadev Indonesia pada Februari 2018 turun 2,97 persen dari US$131,98 miliar menjadi US$128,06 miliar.

"Itu membuktikan bahwa BI dan Indonesia selalu penuhi kewajiban kalau ada utang dibayar dan BI jaga stabilitas nilai tukar rupiah," tegas Agus. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER