Harga Gas Aljazair Cuma US$1, Enam Kali Lebih Murah dari RI

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 14 Mar 2018 09:41 WIB
Harga gas bumi di Aljazair US$1 per MMBTU. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan harga jual gas untuk industri yang berkisar US$6 per MMBTU.
Harga gas bumi di Aljazair US$1 per MMBTU. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan harga jual gas untuk industri yang berkisar US$6 per MMBTU. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga gas bumi di Aljazair bisa dijual senilai US$1 per MMBTU. Harga ini jauh lebih murah dibanding dengan harga beli gas industri baja, pupuk, dan petrokimia yang dipatok paling mahal US$6 per MMBTU.

Sementara itu, harga gas di luar tiga industri tersebut di atas masih berada di atas US$6 per MMBTU atau lebih dari enam kali lipat harga jual gas domestik di Aljazair.


Informasi itu disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar saat melakukan kunjungan kerja ke Aljazair pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah harga gas itu berlaku untuk ekspor? Tidak. Mereka bangun pipa dari Aljazair ke Eropa. Harga yang dijual berkisar 10 persen dari harga minyak mentah," ujarnya, Selasa (13/3).

Hitung punya hitung, dengan rata-rata harga minyak mentah dunia saat ini sebesar US$60 per barel, maka gas bumi yang diekspor Aljazair dibanderol seharga US$6 per MMBTU.


Adapun, Arcandra mengaku mengetahui harga gas Aljazair murah setelah mendapat titipan dari Kementerian Perindustrian untuk menengok kebijakan harga gas. "Di sana kan sistem pemerintahannya sosialis," katanya.

Pemerintah, lanjut Arcandra, tidak melarang perusahaan industri untuk melakukan impor gas jika memang bisa mendapatkan harga murah dari luar negeri. Untuk kepentingan pembangkit listrik, impor gas hanya bisa dilakukan jika mendapat harga gas lebih murah dari 14,5 persen harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) di pabrik (plant gate) atau sudah memperhitungkan biaya infrastruktur dan distribusi. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER