Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan berencana kembali melelang sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (20/3) mendatang. Dari lelang tersebut, dana yang terhimpun diharapkan mencapai Rp8 triliun.
Mengutip situs Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Jumat (16/3), pemerintah bakal melelang lima seri sukuk berbasis proyek
(Project Based Sukuk) yang berbentuk pembukaan kembali
(reopening) dan satu seri Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS). Adapun yang menjadi aset dasar
(underlying asset) penerbitan ini adalah proyek dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dan Barang Milik Negara.
Dalam lelang ini, investor individu atau institusi bisa menyampaikan penawaran pembelian di dalam lelang. Selain itu, lelang ini bersifat terbuka dan menggunakan metode harga beragam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif
(competitive bids) akan membayar sesuai dengan imbal hasil
(yield) yang diajukan.
Sementara itu, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian nonkompetitif
(noncompetitive bids) akan membayar sesuai dengan
yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pemerintah terbilang gencar mencari pendanaan lewat sukuk dalam sebulan terakhir. Pada 28 Februari lalu, pemerintah juga telah menarik utang melalui penerbitan dua seri SBSN yakni PBS-016 dan PBS-002 dengan nilai Rp2 triliun. Adapun, penerbitan dua seri SBSN ini dilakukan melalui metode
private placement, atau menjual obligasi dengan menawarkan langsung kepada sekelompok kecil investor.
Keesokannya, pemerintah juga menyelesaikan transaksi akhir
(settlement) untuk penerbitan US$3 miliar atau Rp40,2 triliun sukuk global green bond dengan tenor lima tahun dan 10 tahun yang didaftarkan pada Bursa Saham Singapura dan NASDAQ Dubai. Pada penerbitan tersebut, pemerintah memasang imbal hasil 3,75 persen bagi sukuk bertenor lima tahun dan 4,4 persen untuk sukuk bertenor 10 tahun.
Kemudian, pada hari Selasa kemarin, pemerintah menarik pembiayaan sebesar Rp250 miliar dengan penerbitan PBS-013 juga dengan metode private placement. Di dalam penerbitan tersebut, pemerintah memberikan imbal hasil 5,48 persen dengan bunga kupon sebesar 6,25 persen secara tetap
(fixed).Tahun ini, pemerintah berencana melelang Project Based Sukuk (PBS) Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) sebesar 15 persen hingga 20 persen dari total penerbitan SBN bruto Rp846,4 triliun. Dengan demikian, pemerintah berharap bisa mendapatkan Rp126,96 triliun hingga Rp169,2 triliun dari penerbitan obligasi syariah.
Adapun data DJPPR menunjukkan bahwa utang pemerintah atas SBN yang diterbitkan per Februari 2018 memiliki nilai Rp3.257 triliun. Angka ini mengambil porsi 80,73 persen dari utang pemerintah sebesar Rp4.034,80 triliun.
(agi)