Butuh Modal, BTN Tak Bagikan Dividen Spesial

SAH | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 22:32 WIB
BTN membagikan dividen sebesar Rp605,49 miliar atau 20 persen dari laba bersih perusahaan. Namun, perusahaan tidak membagikan dividen spesial.
BTN membagikan dividen sebesar Rp605,49 miliar atau 20 persen dari laba bersih perusahaan. Namun, perusahaan tidak membagikan dividen spesial. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membagikan dividen sebanyak Rp605,49 miliar kepada pemegang sahamnya. Pembagian dividen tersebut disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (23/3) sore.

Dividen yang dibagikan perseroan mencapai 20 persen dari total laba bersih sebesar Rp3,02 triliun. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan dividen akan dibagikan ke pemegang saham pada 24 April 2018 nanti.

Namun demikian, perseroan tak membagikan dividen spesial. Hal ini dikarenakan perseroan sedang membutuhkan modal yang kuat untuk merealisasikan program satu juta rumah yang diinisiasi pemerintah. Dividen spesial merupakan upaya memberikan keuntungan langsung ke pemegang saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kami mendapat tugas untuk menyukseskan program satu juta rumah milik pemerintah yang mana ada potensi backlog (kekurangan) rumah yang masih besar sekitar 11,4 juta rumah. Konsentrasi Kementerian BUMN ingin membantu BTN untuk mengurangi backlog tersebut sehingga keputusan dividennya tetap di 20 persen," ujarnya.

Adapun, ia melanjutkan 80 persen dari sisa laba bersih atau sebesar Rp2,4 triliun akan digunakan sebagai laba ditahan untuk ekspansi kredit dan pengembangan usaha serta mewujudkan program satu juta rumah tersebut.

"Dari hasil RUPST tahun buku 2017, pembagian dividen disetujui kami bagi 20 persen ke pemegang saham dan 80 persen jadikan modal ekspansi," kata Maryono.


Perolehan laba bersih perseroan tercatat naik 15,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,61 triliun. Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tahun lalu yang sebesar Rp198,99 triliun atau tumbuh 21,01 persen secara tahunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp164,44 triliun.

Maryono menyebut tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit dalam rentang 22 hingga 24 persen. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh sebesar 19 hingga 22 persen.

"Laba bersih kami targetkan tumbuh 25 persen guna mendorong peningkatan ekuitas sebesar 13 sampai 15 persen dibandingkan tahun 2017," imbuh dia.


Untuk merealisasikan targetnya, perusahaan menekankan sejumlah strategi. Antara lain, penguatan posisi perusahaan dalam bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan rantai nilai konstruksi (construction value chain).

Kemudian, struktur pendanaan dan rasio pertumbuhan giro dan tabungan. Dilanjutkan dengan meningkatkan pendapatan non bunga, meningkatkan pengembalian aset atau asset recovery dan efektivitas penagihan.

Perseroan juga akan memperkuat permodalan, perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia, dan yang terkahir memperkuat infrastruktur Teknologi dalam rangka penguatan perbankan digital.


Maryono berujar perseroan akan tetap melanjutkan pendirian anak usaha dengan rencana bisnis perbankan melalui penyertaan modal yang dilakukan lewat pembiayaan, manajemen investasi dan asuransi.

"Rencana tersebut tetap berjalan dan untuk permulaan kami bisa melakukan kerja sama bisnis sambil menanti pendirian perusahaan induk (holding) BUMN Perbankan," tutur Maryono.

Kursi Direksi Baru

Dalam RUPST, perusahaan mengubah beberapa jajaran direksi. Adi Setianto selaku Direktur IT & Operation digantikan oleh Andi Nirwoto yang sebelumnya mengisi posisi General Manager Operasional Teknologi Informasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Nomenklatur jabatan anggota direksi BTN juga diubah dengan mengganti Direktur Collection Asset Management & Legal menjadi Direktur Collection & Asset Management dan menambah jabatan Direktur Strategic Human Capital.


Posisi Direktur Collection & Asset Management diisi oleh Nixon LP Napitupulu, sementara untuk Direktur Strategic Human Capital ditempati oleh Yossi Istanto. RUPST kali ini juga menambah komisaris baru dengan mengangkat Parman Nataatmadja.

Maryono berharap kinerja perseroan akan lebih baik dengan kehadiran wajah-wajah baru di susunan direksinya tersebut. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER