Jakarta, CNN Indonesia -- Penyedia infrastruktur telekomunikasi nasional PT Protelindo mengakuisisi penuh anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk yakni PT Komet Infra Nusantara (KIN) dengan nilai investasi mencapai Rp1,4 triliun.
Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (SMN) itu menandatangani perjanjian akuisisi definitif dengan beberapa pihak penjual untuk memperoleh 100 persen saham di KIN.
"Harga yang disepakati untuk kepemilikan hingga 100 persen dari saham adalah Rp1,4 triliun, tergantung pada penyesuaian," sebut Presiden Direktur SMN Aming Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (26/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SMN mempekerjakan Redpeak Advisers, ING, Duane Morris dan Makes & Partners sebagai penasihat untuk transaksi ini.
Perusahaan penyedia menara telekomunikasi yang semula dimiliki Grup Rajawali itu memiliki sekitar 1.400 menara telekomunikasi dengan lebih dari 2.000 penyewa sewa.
"Kami percaya baik lokasi tower maupun tenant mix sangat melengkapi portofolio protelindo yang sudah ada," tuturnya,
Pihaknya berharap proses akuisisi akan selesai dalam waktu sekitar enam pekan. Selama periode ini, pihaknya akan menyelesaikan dokumentasi dan mempersiapkan untuk mengintegrasi secara efisien operasi Protelindo dan KIN untuk meminimalkan kemungkinan gangguan operasional kepada pelanggan entitas gabungan.
Menurut Aming, proses akuisisi Protelindo terhadap KIN berpotensi meningkatkan serangkaian layanan bagi para pelanggan, dan akan mengarah pada sinergi dalam operasi dan biaya keuangan.
SMN mengaku akan membiayai akuisisi ini dari kombinasi kas internal dan utang. Entitas Grup Djarum tersebut memanfaatkan peringkat aset SMN yang kuat, dan peringkat investasi untuk memperoleh biaya bunga terendah di industrinya.
"Akuisisi saham KIN konsisten dengan strategi 'Bangun, beli kembali' perusahaan dan berada dalam kriteria imbal hasil investasi perusahaan dengan yield arus kas pada sektor menara jauh lebih tinggi dari biaya pendanaan," katanya,
SMN telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2010 dan memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp34,8 triliun. Lebih dari 50 persen saham SMN dimiliki oleh kendaraan milik Keluarga Hartono yang berbasis di Indonesia, pemegang saham perusahaan Grup Djarum.
(lav/bir)