Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) memperkirakan
pertumbuhan ekonomi pada tahun depan berada di kisaran 5,2 persen hingga 5,6 persen, naik hanya 0,1 persen dari proyeksi pertumbuhan tahun ini. Pertumbuhan tersebut jauh di bawah target pemerintah dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang dipatok sebesar 7,5 persen hingga 8 persen.
Proyeksi BI juga berada di bawah proyeksi
Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional (Bappenas) yang memperkirakan ekonomi Indonesia tahun depan akan tumbuh di kisaran 5,4 persen hingga 5,8 persen.
Berdasarkan laporan tahunan Bank Indonesia 2017 yang dirilis baru-baru ini, pertumbuhan ekonomi tahun depan masih akan didorong oleh pertumbuhan investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB). Namun, BI meramal pertumbuhannya masih akan sama dengan tahun ini, dikisaran 6,5 persen hingga 6,9 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran diperkirakan hanya akan terjadi pada konsumsi pemerintah di tahun depan yang di ramal sebesar 3,8 persen hingga 4,2 persen. Proyeksi tersebut naik dibanding tahun ini sebesar 3,7 persen hingga 4,1 persen.
Konsumsi swasta juga diramal tumbuh stagnan tahun depan dibanding tahun ini, yakni sebesar 4,9 persen hingga 5,3 persen.
Sementara itu, perlambatan pertumbuhan diperkirakan bakal terjadi pada ekspor dan impor. Ekspor diperkirakan tumbuh melambat dari tahun ini sebesar 6,3 persen hingga 6,7 persen menjadi 6 persen hingga 6,4 persen, sedangkan impor tumbuh melambat dari 7,2 persen hingga 7,6 persen menjadi 6,6 persen hingga 7 persen.
Adapun dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tahun depan, masih akan didorong oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang diperkirakan tumbuh 9,1 persen hingga 9,5 persen. Selain itu, sektor konstruksi yang juga diperkirakan masih akan menjadi penopang ekonomi tahun depan dengan pertumbuhan sebesar 7,3 persen hingga 7,7 persen.
(agi)