Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tugu Pratama Indonesia mengaku masih menunggu hasil investigasi dari
PT Pertamina (Persero) dan pihak penilai kerugian atau
loss adjuster guna memproses klaim atas kerugian perusahaan akibat insiden
tumpahan minyak di Balikpapan.
"Mengenai pertanggungan, kami masih harus menunggu. Klaimnya masih diinvestigasi," ujar Sekretaris Perusahaan Tugu Pratama Indonesia Syaiful Azhar kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (17/4).
Tugu Pratama Indonesia merupakan entitas usaha Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha asuransi umum. Syaiful mengakui jika induk usahanya mengasuransikan beberapa peralatan kepada Tugu Pratama Indonesia. Namun, Syaiful enggan menyebut peralatan apa saja yang diasuransikan oleh Pertamina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peralatan secara general," imbuh Syaiful.
Saat ini, Tugu Pratama Indonesia masih terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengetahui perkembangan insiden tumpahan minyak di Balikpapan pada Sabtu (31/3) lalu.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan perusahaan telah membayar ganti rugi kepada korban tumpahan minyak di Balikpapan lebih dari Rp1 miliar.
Tak hanya dalam bentuk santunan uang tunai, Pertamina juga melakukan ganti rugi berupa penggantian alat dan kesempatan bekerja kepada anggota korban di Pertamina.
"Kami berkomitmen penuh untuk penanganan korban dari kejadian ini, khususnya yang terdampak," ucap Elia.
Tumpahan minyak di Balikpapan tersebut mengakibatkan lima orang meninggal, yakni Suyono (55), Imam N. (41), Sutoyo (42), Agus Salam (43), dan Wahyu Gusti Anggoro (27).
Sementara itu, Pertamina juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk membersihkan sampah dan tumpahan minyak tersebut. Secara keseluruhan, perusahaan juga masih menghitung jumlah kerugian atas insiden tumpahan minyak di Balikpapan.
(agi)