BI: Dividen dan Utang Bikin Defisit Transaksi Berjalan Naik

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Rabu, 18 Apr 2018 20:26 WIB
Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II 2018 berpeluang melebar.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi (kiri). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal II 2018 berpeluang melebar dibandingkan defisit transaksi berjalan tiga bulan sebelumnya.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi menjelaskan defisit transaksi berjalan pada kuartal I 2018 diprediksi sebesar dua persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, untuk prediksi kuartal II 2018 diperkirakan lebih dari dua persen terhadap PDB.

"Melebar di kuartal II 2018 tapi sejauh ini perkiraan sementara tampaknya tetap di bawah batas aman yaitu 2,5 persen-3 persen," kata Doddy, Rabu (18/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurutnya, kenaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal II memang umumnya terjadi setiap tahun, karena ada pembayaran dividen oleh perusahaan kepada pemegang saham dan pembayaran utang.

"Musiman seperti itu, kalau tidak kuartal II ya kuartal IV," ungkap Doddy.

Prediksi kenaikan defisit transaksi berjalan ini membuat nilai tukar rupiah tak juga menguat meski salah satu lembaga pemeringkat internasional, Moodys Investors Service baru-baru ini menaikan peringkat utang luar negeri (sovereign credit rating/SCR) jangka panjang Indonesia.

"Seharusnya ini (kenaikan peringkat oleh Moodys) positif untuk rupiah, tapi rupiah belum menguat cepat karena ada faktor musiman juga dari defisit transaksi berjalan," papar Doddy.


Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah tercatat melemah 10 poin atau 0,07 persen. Namun, rupiah masih berakhir di level Rp13.766 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dengan posisi saat ini, Doddy menilai rupiah cukup kuat, dan masih bertahan di level sekitar Rp13.700 per dolar AS.

"Nilai tukar bisa stabil di level sekarang menunjukan faktor kepercayaan pasar ada," terang Doddy.

(lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER