RI Genjot Perdagangan dengan Bangladesh

Agustiyanti | CNN Indonesia
Senin, 23 Apr 2018 10:35 WIB
Tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dari transaksi dengan Bangladesh sebesar US$1,52 miliar.
Tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dari transaksi dengan Bangladesh sebesar US$1,52 miliar. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan memperkuat penetrasi pasar nontradisional ke Asia Selatan. Salah satunya, melalui kegiatan misi dagang Bangladesh yang akan dilaksanakan pada 26-28 April 2018 mendatang

"Bangladesh merupakan pasar nontradisional yang sangat potensial bagi ekspor Indonesia. Dengan jumlah peduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, telah tercipta 20-25 persen golongan menengah yang merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk membuka pasar lebih lebar," kata Direktur Jenderal PEN Arlinda dalam keterangan resmi, dikutip Senin (23/4).

Arlinda menuturkan peluang dan potensi pasar Bangladesh ini yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraan Januari 2018 silam. Presiden berkomitmen melakukan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Bangladesh sekaligus turut membantu negeri ini menjadi negara berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam misi dagang Bangladesh, Kemendag akan membawa sejumlah perusahaan besar dari berbagai sektor seperti sawit, fesyen, makanan dan minuman, otomotif, BUMN, jasa, furnitur, dan instansi daerah. Hingga saat ini, sejumlah 46 perusahaan telah memastikan turut mengemban misi perdagangan dengan delegasi sebanyak 96 peserta.

Para pengusaha ini, menurut Arlinda, juga telah menjalin komunikasi dagang dengan 122 buyer Bangladesh, terdiri atas 103 perusahaan importir dan 19 delegasi KADIN Bangladesh.

Bangladesh merupakan salah satu negara terpadat di dunia dengan penduduk lebih dari 160 juta jiwa. Negara ini memiliki populasi penduduk muslim terbesar ketiga di dunia. Sejak tahun 2011, Bangladesh menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu di atas 6 persen.


Perdagangan Indonesia dan Bangladesh selama 5 tahun terakhir (2013-2017) mengalami tren meningkat. Tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dari transaksi dengan Bangladesh sebesar US$1,52 miliar, terdiri atas surplus nonmigas US$ 1,50 miliar dan surplus migas US$16,12 juta.

Nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Bangladesh tahun 2017 tercatat sebesar US$ 1,58 miliar. Sedangkankan nilai ekspor produk migas sebesar US$16,12 juta.

Produk nonmigas Indonesia yang diekspor ke Bangladesh, antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, benang, dan serat staple buatan. Selain mengekspor, Indonesia turut mengimpor sejumlah produk dari Bangladesh, seperti kaos oblong, singlet dan rompi, karung dan tas, serta pakaian. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER