Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengaku bakal memitigasi kemungkinan kembali terjadinya
pembobolan dana nasabah melalui
skimming, salah satunya dengan mempercepat migrasi kartu ATM/debit dengan teknologi
chip. Saat ini, mayoritas kartu ATM/debit perseroan masih menggunakan teknologi pita magnetik.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengaku pihaknya pernah mengalami kejahatan
skimming beberapa waktu lalu, yang menimpa beberapa nasabah di Surabaya. Atas kejadian tersebut, Bank Mandiri telah mengganti uang nasabahnya mencapai sekitar Rp260 juta.
Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu ATM/debit dan kredit dengan cara menyalin informasi pada kartu. Kejahatan ini, biasanya dilakukan pada kartu yang masih menggunakan teknologi pita magnetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mengantisipasi kemungkinan kembali terjadinya
skimming, menurut Kartika, pihaknya akan mempercepat migrasi kartu ATM/debit perseroan ke teknologi
chip. Saat ini, menurut Kartika, teknologi
chip sudah kian canggih. Selain lebih aman,
chip yang akan ditempel pada kartu pun kini kian tipis.
"Dari sisi nasabah tidak terlihat dipermukaan, seolah biasa-biasa saja," jelas Kartika di Gedung DPRI RI, Senin (23/4).
Langkah percepatan migrasi kartu tersebut adalah langkah antisipasi jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendek, Kartika mengaku pihaknya telah melakukan antisipasi melalui patroli ke mesin-mesin ATM guna memastikan tak ada alat
skimming yang terpasang, serta mengkampanyekan penggunaan notifikasi transaksi melalui SMS.
"Jadi kalau ada yang mengkloning ATM lalu ada transaksi tidak dikenal, muncul notifikasi SMS, sehingga nasabah bisa langsung melaporkan ke kami," terang dia.
Nantinya, nasabah yang sudah melakukan pelaporan akan langsung diurus untuk melakukan pergantian kartu dan memindahkan uang dalam waktu sehari.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pengamanan pada data fisik,
form aplikasi kartu debit. Data fisik tersebut akan dihancurkan agar tidak dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab.
(agi)