Sempat Terkapar, Rupiah Balik di Bawah Rp14.100 per Dolar AS

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mei 2018 17:49 WIB
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,43 persen ke level Rp14.097 per dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot hari ini, Rabu (16/5).
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,43 persen ke level Rp14.097 per dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot hari ini, Rabu (16/5). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,43 persen ke level Rp14.097 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan di pasar spot hari ini, Rabu (16/5). Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level Rp14.108 per dolar AS di tengah perdagangan.

Sementara berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi Rp14.094 per dolar AS atau melemah 0,52 persen atau 74 poin dari kurs referensi kemarin di angka Rp14.020 per dolar AS.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan bahwa pergerakan rupiah yang masih lemah pada hari ini terjadi karena minimnya sentimen positif karena pasar masih menanti pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan disampaikan besok, Kamis (17/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara serangan kelompok teroris ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau pada pagi tadi juga menimbulkan kekhawatiran kepada pasar. "Ini menambah kekhawatiran, meski tidak secara menyeluruh memberikan tekanan kepada rupiah," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara melihat dengan pelemahan rupiah yang sempat menyentuh Rp14.108 per dolar AS, bukan tidak mungkin membuat pergerakan rupiah pada esok hari berada di rentang Rp14.100-14.150 per dolar AS.


Pasalnya, sekalipun BI benar-benar mengerek suku bunga acuannya (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR), pasar telah berekspektasi sehingga dampaknya tak akan besar mengangkat rupiah.

"Apalagi kalau besok dinaikkannya hanya 25 basis poin. Kecuali, BI berani menaikkan sampai 50 basis poin untuk benar-benar memberi dampak pada stabilitas rupiah," katanya.

Menurut Bhima, selain karena pasar telah berekspektasi dengan kenaikan suku bunga acuan BI, faktor keamanan Tanah Air yang sebelumnya mungkin tidak diperhitungkan oleh BI, justru kian tidak kondusif, sehingga turut memberikan tekanan kepada rupiah dari sisi domestik.

Untuk itu, ia menilai, kenaikan suku bunga acuan mutlak harus dilakukan BI. Bahkan, ia melihat BI perlu menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin sampai akhir tahun ini. Hal ini bertujuan guna mengimbangi tekanan dari global, terutama rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve hingga faktor-faktor lain yang berpotensi menekan rupiah ke depan.


Sejalan dengan pelemahan rupiah, won Korea Selatan dan ringgit Malaysia juga melemah masing-masing sebesar 0,38 persen dan 0,3 persen pada penutupan perdagangan hari ini.

Namun, beberapa mata uang Asia justru dapat menguat dari dolar AS, yaitu renminbi China naik 0,12 persen, yen Jepang 0,18 persen, peso Filipina 0,27 persen, dolar Singapura 0,21 persen, baht Thailand 0,13 persen, dan rupee India 0,36 persen.

Sementara untuk mata uang negara maju di dunia, mayoritas terpantau melemah. Misalnya rubel Rusia minus 0,24 persen, euro Eropa 0,06 persen, dan pound sterling Inggris 0,15 persen. Kendati begitu, dolar Australia berhasil menguat 0,13 persen, dolar Kanada 0,12 persen, dan franc Swiss 0,17 persen. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER