Adira Finance Kantongi Pinjaman Sindikasi US$300 Juta

Agustiyanti | CNN Indonesia
Jumat, 25 Mei 2018 15:58 WIB
Adira Finance menandatangani pinjaman sindikasi dari bank-bank asing sebesar US$300 juta guna memenuhi kebutuhan penyaluran pembiayaan
Adira Finance menandatangani pinjaman sindikasi dari bank-bank asing sebesar US$300 juta guna memenuhi kebutuhan penyaluran pembiayaan. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi dengan sejumlah bank asing sebesar US$300 juta. Pinjaman tersebut rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran pembiayaan perseroan.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menuturkan pinjaman sindikasi ini menjadi salah satu sumber pendanaan perusahaan guna menggenjot pembiayaan. Tahun ini, perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan dapat tumbuh di kisaran 5 persen hingga 10 persen atau mencapai sekitar Rp34-36 triliun.

"Dukungan para investor melalui pendanaan telah menjadi salah satu pendorong pertumbuhan bagi Adira Finance," ujar Hafid dalam keterangan resmi, Jumat (25/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hafid menuturkan dalam penerbitan pinjaman ini, terdapat kelebihan permintaan (oversubscribe) sekitar 2,6 kali dari rencana awal. Pihaknya pun memperoleh pinjaman bertenor 3 tahun ini dengan tingkat bunga yang kompetitif dengan kondisi pasar yang belum pasti.

Dalam proses penerbitan pinjaman sindikasi ini, Adira Finance dibantu oleh ANZ Bank (Singapore) Ltd, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd, BNP Paribas, Citigroup Global Markets Asia Ltd, DBS Bank Ltd selaku mandated lead arrangers and bookrunners.

Rencananya, menurut dia, perusahaan melakukan lindung nilai penuh (fully-hedged) ke dalam mata uang rupiah untuk memitigasi risiko mata uang dan suku bunga. Paakegiatan usaha Adira Finance menggunakan mata uang rupiah dan suku bunga pembiayaan yang tetap.


Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menuturkan pinjaman sindikasi dalam mata uang asing telah dilakukan perseroan sebagai salah satu inisiatif pendanaan sejak 2013. Saat ini, kontribusinya mencapai 16 persen dari total pendanaan perseroan yang mencapai Rp21,1 triliun.

"Sekitar 28 persen dari pendanaan sendiri merupakan pinjaman dari bank lokal dan 56 persen berasal dari pendanaan pasar modal berupa obligasi dan sukuk. Dengan gearing ratio di level 34 persen, perusahaan punya ruang gerak yang luas mencari pendanaan," terang dia. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER