Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance tercatat menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp15,7 triliun pada semester I 2017. Pencapaian ini bertumbuh lima persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Hingga Juni 2017, penyaluran pembiayaan baru (new booking) kami meningkat lima persen,” ujar Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli, Kamis (7/9).
Ia menuturkan, pembiayaan sepeda motor masih menjadi penyumbang bisnis terbesar, yakni sebesar 56 persen dari total pembiayaan atau senilai Rp8,8 triliun. Diikuti oleh pembiayaan kendaraan bermotor roda empat sebanyak 41 persen atau senilai Rp6,5 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sisanya mengalir ke pembiayaan barang-barang rumah tangga (durables) sebesar Rp404 miliar,” imbuh Hafid.
Pencapaian anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini di atas rata-rata penjualan industri otomotif yang disebut-sebut tertekan daya beli. Tengoklah, penjualan sepeda motor nasional turun 9 persen dari 3 juta unit menjadi hanya 2,7 juta unit pada semester I 2017.
Sementara, penjualan mobil relatif stagnan, naik 0,3 persen menjadi 534 ribu unit dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 532 ribu unit. “Makanya, kami semakin optimis dalam menyalurkan pembiayaan,” katanya.
Karena kinerjanya tersebut, emiten berkode ADMF tersebut sukses mengantongi laba bersih sebesar Rp681 miliar pada semester I 2017. Jumlah ini meningkat 15 persen ketimbang paruh pertama tahun lalu, yaitu Rp593 miliar.
Tercatat, pendapatan dari lini bisnis pembiayaan berkontribusi terhadap perolehan laba. Di samping itu, beban bunga dan keuangan yang melorot akibat turunnya suku bunga pasar, serta upaya perseoan mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan.
“Induk usaha kami menyediakan kerja sama pembiayaan bersama (join financing). Selebihnya, pendanaan dicukupkan melalui penerbitan obligasi dan pinjaman perbankan, baik domestik maupun luar negeri,” tutur Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila.