Dubes Australia Temui Wapres JK Bahas Perjanjian IA-CEPA

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mei 2018 00:13 WIB
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (28/5), membahas perkembangan kerja sama perdagangan IA-CEPA.
Ilustrasi bendera Australia dan bendera Indonesia. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (28/5), untuk membahas perkembangan perundingan kerja sama perdagangan Indonesia-Australia atau IA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Quinlan mengatakan tim negosiasi saat ini masih terus berunding, sebelum kedua negara menyepakati perjanjian pada November mendatang.

"Kami perlu menanggulangi tantangan dalam kerja sama IA-CEPA. Tim negosiasi kami sedang berunding saat ini dan kami harap dapat menyelesaikannya tahun ini," ujar Quinlan di Kantor Wakil Presiden Jalan Merdeka Utara, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IA-CEPA merupakan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Australia. Dengan kata lain, perdagangan kedua negara akan meningkat melalui perjanjian tersebut.


Menurut Quinlan, JK tertarik mengawasi langsung perundingan kerja sama tersebut karena melibatkan banyak hal penting. Saat ini pihaknya tengah bertukar draf dan catatan agar hasil perjanjian itu menjadi semakin baik.

"Kami tentu mencari apa yang bisa dilakukan untuk membuat kedua negara semakin baik memfinalisasikan kesepakatan itu beberapa bulan ke depan," katanya.

Pihaknya juga membahas prioritas program pemerintah Joko Widodo-JK, salah satunya termasuk percepatan penanggulangan kemiskinan. Pembahasan ini dinilai penting mengingat Indonesia-Australia yang secara geografis letaknya berdekatan.

"Oleh karena itu dua negara seperti kita yang sangat dekat secara bilateral dan fisik harus bisa berbuat lebih baik untuk saling menjaga dunia ini," ucap Quinlan.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan saat ini kedua negara masih mematangkan perundingan kerja sama di antaranya soal impor daging sapi, pertambangan, aktivitas pendidikan, hingga teknologi.

"Ya masih ada beberapa (yang dirundingkan) tentang daging sapi berapa jumlah yang diperbolehkan, juga kalau kita bangun mobil hi-tech supaya dia bantu kita jual di Australia," ucap Sofjan.

Sofjan optimistis pembahasan perundingan kerja sama itu dapat rampung tepat waktu. Usai proses penyusunan draf itu selesai maka kedua pihak tinggal membuat perjanjian untuk ditandatangani.

"Saya pikir sudah hampir selesai, sebulan ini selesai. Tim kita baru pulang minggu lalu sudah lapor dan nanti diputuskan wapres komprominya di mana," terangnya. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER