Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan nominal
belanja pada
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 akan tetap besar. Meskipun demikian, pemerintah tetap akan selektif dalam mengeluarkan dana.
Upaya tersebut dilakukan agar pemerintah tetap memiliki penyangga (buffer) untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global yang tahun depan diperkirakan masih akan berlanjut.
Ani juga mengatakan meski secara nominal terus meningkat, sebenarnya secara persentase porsi belanja tersebut bisa saja lebih kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara nominal itu pasti naik, tapi yang kami sampaikan ke DPR dalam pembahasan APBN 2019 persentasenya lebih kecil) dari PDB. Karena PDB terus naik, jadi nominal belanja tetap naik," katanya, Rabu (6/6).
Ia bilang, nominal belanja tahun depan tetap akan naik sebagai upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang diharapkan lebih tinggi.
Dalam asumsi makro yang tengah dibahas pemerintah dengan DPR saat ini, tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan dipantok di angka 5,2-5,6 persen. Angka pertumbuhan tersebut telah dipangkas dari asumsi awal sebesar 5,4-5,8 persen.
Sementara agar belanja efektif Ani mengatakan pihaknya akan selektif nanti. Kementerian Keuangan akan meminta Kementerian/Lembaga membuat skala prioritas pemanfaatan anggaran.
Untuk mendukung pembiayaan pembangunan, pemerintah juga akan meningkatkan pembiayaan alternatif hingga investasi swasta. Tujuannya, agar pembangunan tetap bisa berlangsung tanpa sepenuhnya ditopang oleh APBN 2019.
"Ini berarti sinyal pada K/L untuk belanja lebih efisien atau menggunakan Kerja Sama Antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan menyertakan swasta lebih banyak," katanya.
Untuk belanja tahun depan, ia memastikan penggunaan dana akan lebih fokus pada pos pengeluaran yang dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kenaikan belanja modal.
(lav/agt)