Jakarta, CNN Indonesia --
Perang dagang yang dikobarkan Presiden Amerika
Donald Trump terus menimbulkan dampak. Kali ini dampak dialami oleh perusahaan energi dan minyak di Amerika.
Kebijakan perang dagang yang dilakukan Trump terhadap China dan Negara lain mulai membuat perusahaan minyak dan energi Negeri Paman Sam tersebut kelimpungan. Pasalnya, karena
kebijakan perang dagang tersebut mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk impor pipa untuk mendukung kegiatan produksi mereka.
Atas masalah itulah perusahaan energi dan minyak Amerika memutuskan untuk ramai- ramai mengajukan pembebasan tarif impor baja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Reuters, Selasa (19/6) Kementerian Perdagangan Amerika sampai saa
t ini sudah menerima 21 dokumen permohonan pengecualian tarif impor yang diajukan pelaku usaha terkait perang dagang yang dilakukan Trump.
Nah, dari 21 ribu tersebut, 500 di antaranya berkaitan dengan pipa minyak dan material lain yang terkait pertambangan. Berkas permohonan tersebut antara lain diajukan oleh Plains All American Pipeline, Hess Corp, dan Kinder Morgan Inc.
Dalam surat permohonannya, Plains menyatakan bahwa permohonan diajukan karena sampai saat ini
tidak ada satu pabrikan di AS yang mampu memproduksi pipa sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh perusahaan.
Saat ini, hanya tiga pipa pabrikan di dunia yang mampu memproduksi pipa tersebut. Chief Executive Plains, Greg Armstrong menyatakan, kalau kebijakan pembebasan tarif tidak dilakukan, perang dagang yang dikobarkan Trump akan mengganggu produksi minyak dan energi Amerika.
Maklum saja, hasil studi dari industri pipa di Amerika tahun lalu menunjukkan pengenaan tarif bea masuk baja bisa mengerek biaya produksi karena 77 persen komponen industri pipa baja Amerika masih impor.
Berdasarkan studi S&P Global Platts, harga lembaran baja AS telah melonjak sekitar 50 persen sejak tahun lalu.
Sementara itu untuk Kinder Morgan mengajukan pengecualian tarif untuk pipa gas alam Gulf Coast Express senilai US$1,75 miliar dari Texas Barat ke Pantai Teluk AS. Dalam surat permohonan, mereka menyatakan bahwa pengajuan dilakukan karena di Amerika hanya satu perusahaan yang mampu memenuhi spesifikasi pipa yang mereka pesan.
Satu perusahaan itu pun tidak bisa memenuhi volume kebutuhan pipa yang diminta Kinder Morgan.
Sementara itu untuk Hess, permohonan pengecualian tarif diajukan dengan alasan keamanan dan keselamatan. Mereka lebih nyaman dan aman menggunakan pipa buatan Jepang untuk
proyek offshore Stampede di Teluk Meksiko.
"Tanpa kemampuan untuk menggunakan produk tersebut, kami tidak akan bisa menjamin ketahanan terhadap karat di operasional laut dalam menggunakan produk baja lain yang tersedia. Hal itu berpotensi mengorbankan keselamatan dan perlindungan terhadap lingkungan," kata perusahaan tersebut dalam surat permohonan pengecualian tarif yang mereka ajukan.
Kementerian Perdagangan AS berjanji untuk menindaklanjuti surat permohonan dalam 90 hari sejak permohonan tersebut diajukan. Pemerintah AS menawarkan pengembalian tarif yang dibayarkan jika permohonan tersebut dikabulkan.
(agt/bir)