Industri Baja Jepang Was-was Perang Dagang AS-China

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jun 2018 10:08 WIB
Industri baja di Jepang khawatir tensi perang dagang AS dan China yang memanas akan menurunkan permintaan pasar internasional.
Ilustrasi baja. (www.krakatausteel.com).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri baja Jepang khawatir tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang memanas akan meluluh-lantakkan permintaan baja di pasar internasional.

Ketua Federasi Besi dan Baja Jepang Koji Kakigi mengaku prihatin dengan aksi balas membalas yang dilakukan AS dan China dalam rangka proteksionisme pasar masing-masing negara.

"Jika memanasnya konflik dagang memicu tarif impor lebih jauh, maka hal itu dapat mengarah pada kolapsnya permintaan pada perdagangan global," ujarnya, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kakigi yang juga menjabat sebagai Presiden JFE Steel, salah satu unit usaha JFE Holding Inc, menambahkan permasalahan akan menjadi semakin serius jika kerangka kerja Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) rusak.

Kendati demikian, Kakigi menyatakan pengenaan tarif impor baja AS sebesar 25 persen yang dilakukan sejak Maret lalu belum berdampak signifikan terhadap ekspor baja Jepang ke AS.

Sekitar 16 ribu perusahaan pengguna baja Negeri Paman Sam telah mengajukan permohonan pembebasan tarif impor kepada pemerintah. Namun, hingga kini, pemerintah AS belum mengabulkan satu pun permohonan tersebut.


"Kami memahami bahwa rata-rata perlu 90 hari untuk memproses (permohonan) dan kami memperkirakan persetujuan pertama (pembebasan tarif impor) akan diberikan pada awal Juli," tegas Kakigi.

Awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan tarif impor sebesar 10 persen terhadap US$200 miliar produk dari China, sebagai aksi 'balas dendam' atas rencana pengenaan tarif impor oleh China terhadap produk AS. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER