Jakarta, CNN Indonesia --
Perang dagang yang dikobarkan Presiden Amerika
Donald Trump terus berdampak ke sejumlah sektor. Sektor terbaru yang terdampak, investasi.
Dalam laporan yang dirilis oleh Rhodium Group sebuah perusahaan riset yang melacak investasi asing China, perang dagang tersebut telah menurunkan jumlah investasi perusahaan China ke Amerika. Dalam kurun waktu Januari- Mei 2018, investasi yang ditanamkan perusahaan Negeri Tirai Bambu ke Negeri Paman Sam tersebut hanya mencapai US$1,8 miliar.
Dibandingkan periode sama tahun 2017, investasi tersebut anjlok hingga 92 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang direktur di Rhodium Group Thilo Hanemann mengatakan bahwa penurunan tajam tersebut merupakan imbas dari perang dagang antara Amerika dan China.
Maklum saja, selain perang dagang, Amerika di bawah pemerintahan Trump juga memperketat investasi.
Komite Investasi Asing Amerika (CFIUS) memberikan kontrol ketat terhadap investor asing yang berpotensi memberikan risiko keamanan nasional, seperti perusahaan asing yang memiliki akses ke teknologi atau data pribadi orang Amerika.
Sejumlah investasi besar, termasuk yang melibatkan investor China juga dibatalkan, salah satunya sebesar US$1,2 miliar yang dilakukan Alibaba (BABA) afiliasi Ant Finansial yang akan mengambil alih Moneygram.
Kebijakan Amerika tersebut telah menimbulkan keraguan bagi para investor China untuk melanjutkan investasi mereka di Amerika. "Mereka ragu akan posisi perusahaan," katanya seperti dikutip dari
CNN.com, Rabu (2K/6).
Presiden Trump terus mengobarkan perang dagang terhadap Amerika. Pekan lalu, kobaran perang tersebut dilakukan dengan menyetujui kenaikan tarif bea masuk atas produk perdagangan China senilai US$50 miliar.
Gayung bersambut, kebijakan Trump tersebut dibalas China. Kementerian Perdagangan China menyatakan akan membalas kebijakan yang dilakukan Trump tersebut dengan mematok tarif impor tinggi terhadap 1.000 produk asal Amerika.
Rencana balasan China tersebut itu pun menyulut kemarahan Trump. Trump berencana mengenakan tarif impor baru terhadap produk China bernilai US$ 200 miliar.
Ancaman yang dikeluarkan Senin (18/6) malam waktu Amerika tersebut akan benar- benar dilaksanakan oleh Amerika bila China membalas pengenaan tarif bea masuk terhadap produk perdagangan China senilai US$50 miliar yang sudah disetujui Presiden Trump pekan lalu.
"Tindakan lanjutan harus diambil untuk mendorong China mengubah kecurangan dagang yang meraka lakukan supaya hubungan dagang termasuk dengan Amerika bisa lebih seimbang," katanya.
(agi)