Jakarta, CNN Indonesia -- Rumah mode asal Prancis yang memproduksi barang-barang
fesyen mewah,
Chanel akhirnya membuka keuangannya untuk pertama kali sejak berdiri 108 tahun lalu.
Dengan harga jual sebuah tas yang mencapai di atas US$ 5 ribu atau sekitar Rp70 juta (kurs Rp14 ribu per dolar AS), penjualan Chanel pada 2017 mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp140 triliun.
Dikutip dari CNN.com, Chanel kemungkinan mengungkapkan informasi keuangannya guna menepis rumor rencana akuisisinya oleh perusahaan lain. Namun, hingga kini belum diketahui pasti alasan Chanel. Juru Bicara Chanel menolak untuk berkomentar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Keuangan Chanel Philippe Blodiaux mengatakan bahwa pihaknya mampu tetap independ dan fokus pada jangka panjang.
Blodiaux mengatakan pada New York Times baru-baru ini, keputusan Chanel menyingkap keuangannya yang selama ini dirahasiakan karena menyadari sudah waktunya memberikan informasi seutuhnya posisi rumah mode tersebut yang saat ini memiliki pendapatan US$10 miliar dengan keuangan yang kuat.
Berdasarkan kabar yang beredar, terdapat kemungkinan pengambialihan Chanel oleh saingan LVMH di awal tahun ini. Konglomerat yang bermarkas di Paris ini memiliki merek-merek kelas atas, seperti Louis Vuitton, Fendi, Céline, Givenchy dan Marc Jacobs. Baru-baru ini, LVMH juga membeli Christian Dior.
Bernard Arnault, CEO LVMH juga menepis rumor pengambilalihan. Dia menyebut hal tersebut merupakan kabar palsu.
Laporan keuangan Chanel menunjukkan bahwa mereka mandiri dan memiliki cukup uang untuk menyaingi label apa pun di bawah payung LVMH. Rumah mode tersebut menghasilkan sekitar US$9,6 miliar pada tahun lalu, yang tumbuh 11 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, Louis Vuitton yang selama ini mencatatkan penjualan terbaik di industri fashion mewah menghasilkan sekitar $ 9,3 miliar dalam penjualan tahun lalu, menurut perkiraan analis yang dilaporkan oleh Reuters. Laporan lain menunjukkan Louis Vuitton mendatangkan lebih dari $ 10 miliar.
Chanel juga mengumumkan minggu ini bahwa mereka sedang mengalami restrukturisasi perusahaan besar untuk pertama kalinya sejak 1950-an. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan merek Chanel dengan membawa semua anak perusahaan utamanya, dari wewangian ke mode di bawah satu atap. Perusahaan terkonsolidasi akan menggunakan nama Chanel Limited.
(cnn.com)