Jakarta, CNN Indonesia --
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya buka suara ihwal penetapan Inarno Djayadi sebagai Direktur Utama
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 hingga 2021. Penunjukkan itu didasari oleh serangkaian tes kepatuhan dan kelayakan (
fit and proper test) yang sudah dilaksanakan di internal OJK.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan banyak kriteria yang digunakan dalam
fit and proper test tersebut. Namun, ia hanya menyebut dua kriteria saja yakni kompetensi dan integritas.
"Kan sudah di
fit and proper test dengan tim dan hal itu mempertimbangkan beberapa faktor. Mulai kompetensi hingga faktor integritas. Jadi itu kombinasinya banyak," jelas Wimboh ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyebut pengangkatan Inarno sudah diputuskan dalam rapat. Hanya saja, ia enggan menjawab proses pemilihan Dirut BEI secara internal dan latar belakang penyeleksi yang melaksanakan
fit and proper test tersebut.
"Itu kan tim dan diputuskan di rapat," jelasnya singkat.
Berdasarkan surat yang diterima
CNNIndonesia.com, Inarno menduduki jabatan Dirut BEI menggantikan Tito Sulistio.
Selain Inarno, sosok lain yang mengisi jabatan direktur bursa antara lain IGD N Yetna Setia sebagai Direktur Penilaian Perusahaan, Laksono Widito Widodo sebagai Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, dan Kristian Sihar Manullang sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan.
Kemudian, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko diduduki oleh Fithri Hadi, Direktur Pengembangan diisi oleh Hasan Fawzi, dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia ditempati oleh Risa Effennita Rustam.
Direktur Utama BEI saat ini Tito Sulistio membenarkan hal tersebut. Namun, ia belum berkomentar lebih jauh terkait keputusan OJK ini.
"(Surat) tersebut benar," ucap Tito kepada
CNNIndonesia.com, Jumat pekan lalu.
(lav/bir)