Harga Rumah Tak Akan Melejit, Meski DP Nol Rupiah

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 05 Jul 2018 12:09 WIB
Sejumlah pengembang menilai harga rumah tidak akan melejit, meskipun bank rela menyalurkan KPR tanpa uang muka atau DP nol rupiah.
Ilustrasi properti. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembang (developer) perumahan menilai harga rumah tidak akan melejit, meskipun bank rela menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPRtanpa uang muka (Down Payment/DP), sesuai kebijakan baru Bank Indonesia (BI).

Soalnya, menurut Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi, calon nasabah tetap membutuhkan waktu untuk menimbang pembelian rumah. Mereka terlebih dulu memastikan kecukupan dana, lokasi, hingga bunga kredit yang ditawarkan.

"Apalagi, bunga kredit rasanya akan naik juga kan, meski mungkin nanti uang mukanya diturunkan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, pertimbangan calon pembeli itu membuat kondisi pasar turut menentukan harga. Sayangnya, hingga saat ini permintaan pasar masih terbilang belum meningkat tinggi. Artinya, harga pun tidak akan naik.


"Kalau permintaannya tidak langsung tinggi, developer juga tidak bisa menaikkan harga rumah. Karena harga ini benar-benar ditentukan oleh pasar," katanya.

Lebih lanjut Theresia mengungkap, kalau pun ada kenaikan harga rumah yang tak wajar, tentu BI sebagai pembuat kebijakan bisa segera mengevaluasi dan mengubah aturan.

"Ini berjalan saja kan belum, jadi biarkan jalan dulu baru tahu hasilnya. Kalau ada risiko, tinggal diatur kembali," jelasnya.

Direktur PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso menilai peningkatan harga tak akan terjadi dalam waktu dekat karena mayoritas pengembang tengah fokus mengejar volume penjualan yang belum setinggi tahun-tahun sebelumnya.


"Bahkan, developer mungkin ada yang menurunkan sedikit harga rumah yang dibeli melalui KPR," imbuh dia.

Tulus bilang developer berharap bank mau membantu dengan tidak mengerek bunga kredit pada tahun ini. Tujuannya, agar harga rumah yang tidak naik dan bunga kredit tetap rendah.

Ditambah, ada bonus tambahan dari BI terkait pembebasan uang muka bisa menambah daya tarik pembeli.

Pengamat properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai aturan baru dari BI tak akan membuat harga rumah meningkat segera, karena para pengembang sejatinya tengah menahan kenaikan harga.


Hal ini karena penjualan masih terbilang rendah, meski sudah mulai meningkat sekitar 20 persen pada Januari-Maret 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tapi, pertumbuhan tiga kuartal selanjutnya tetap diperkirakan lemah.

"Misalnya, pada bulan-bulan puasa kemarin, itu perkiraannya turun jauh dari kuartal I 2018 karena ada faktor Lebaran, pengeluaran untuk yang lain," terangnya.

Sedangkan secara kumulatif, pertumbuhan penjualan rumah tahun ini diperkirakan hanya finis di kisaran 7 persen. Situasi ini, sambung Ali, membuat harga rumah masih ditahan. Sekalipun ada kenaikan, diperkirakan sama seperti tahun lalu sekitar 1-3 persen saja.

"Ini sama lah dengan inflasi tahunan, padahal harga bahan bangunan justru inflasinya bisa sampai 6 persen. Makanya, harga jual ditahan dan margin dikurangi mau tak mau," katanya.


Sebagai gambaran, rata-rata margin penjualan rumah pengembang dari semua kelas sebesar 10-40 persen. Tapi, karena diperkirakan bank masih menahan harga, maka margin akan lebih rendah dari rerata margin saat ini.

Di sisi lain, ia belum bisa memproyeksi kenaikan pertumbuhan penjualan rumah setelah relaksasi BI berlaku dan bank menurunkan rasio uang mukanya.

"Dampak peningkatan pasti ada, tapi pastinya tidak seperti beberapa tahun lalu sebelum pertumbuhan sektor perumahan direm oleh BI. Karena mungkin aturan ini memudahkan, tapi seberapa besar antusias pasar itu belum bisa ditakar," ungkap Ali.

Sebelumnya, BI sempat meminta developer agar ikut serta mendukung kebijakan bank sentral nasional dengan tidak mengerek harga rumah terlalu tinggi, ketika permintaan rumah meningkat akibat relaksasi yang diberikan.


"Developer juga harganya jangan dinaikkan tinggi-tinggi. Semua harus berkontribusi, kalau mau bergerak semua harus kontribusi ke sektor ini agar pertumbuhan ekonomi juga tercapai," tandas Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER