Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan tidak galau dengan rencana Presiden
Amerika Donald Trump mengevaluasi tarif beberapa produk yang mereka impor dari Indonesia.
Ketua API Ade Sudrajat mengatakan bahwa rencana tersebut harusnya menjadi celah bagi Indonesia untuk mendiskusikan kembali kerjasama perdagangan dengan Amerika dan meningkatkan kembali penjualan produk tekstil Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut.
"Justru ini sinyal bagus, kalau pemerintah bisa menangkap dan sensitif terhadap rencana tersebut, evaluasi akan menjadi kesempatan bagus untuk mendiskusikan kembali kerjasama yang selama ini telah dilakukan," katanya kepada
CNNIndonesia, Jumat (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika saat ini sedang mengkaji 3.500 produk bebas bea masuk
(generalized system of preference/GSP) yang dihasilkan oleh negara berkembang ke wilayah mereka.
Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kepada CNNIndonesia Jumat ini mengatakan bahwa terdapat 124 produk Indonesia yang masuk dalam kategori GSP dan sedang dievaluasi oleh Amerika.
Nah, Ade bilang walau diberi kemudahan tarif bea masuk, tapi fasilitas tersebut diberikan Amerika secara terbatas.
"Misalnya, dari 1000 impor yang dapat cuma 50 saja, jadi kecil," katanya.
Oleh karena itulah melalui rencana evaluasi tersebut dia berharap, porsi pemberian GSP terhadap produk tekstil Indonesia bisa ditingkatkan.
Ade cukup percaya diri, tekstil Indonesia masih dapat tempat di Amerika walau mereka sedang mengobarkan perang dagang. Keyakinan tersebut dimiliki karena untuk perdagangan tekstil, Indonesia dan Amerika saling melengkapi.
Indonesia ekspor tekstil ke Amerika sementara itu mereka mengekspor teknologinya ke Indonesia.
"Jadi sama untung, beda dengan Amerika dengan China yang saling berkompetisi," katanya.
(agt/agi)