Bappenas Sebut Pertumbuhan 6 Persen Butuh Pemerataan Ekonomi

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Selasa, 10 Jul 2018 18:44 WIB
Bappenas menyatakan untuk bisa tumbuh mantap di atas 6 persen, pembangunan ekonomi di Indonesia perlu dilakukan secara merata tidak hanya di Jawa saja.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (Foto: CNNIndonesia/Utami Diah Kusumawati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa tembus 6 persen.

Tapi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Soemantri Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan tersebut bisa dicapai dengan syarat. Salah satunya, mendorong ekonomi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Bambang mengatakan bahwa saat ini ekonomi dalam negeri banyak ditopang oleh Jawa. "Porsi kontribusinya mencapai 40 persen," katanya di Jakarta, Selasa (10/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara itu wilayah lain masih kecil. "Sumatra hanya 20 persen, lainnya lebih kecil," katanya.

Bambang mengakui meratakan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia bukan pekerjaan mudah.

Seluruh Indonesia perlu tersambung dengan baik. Oleh karena itu, mencapai pertumbuhan lebih dari 6 persen menurutnya, tidak bisa dilakukan secara cepat.

Meratakan pertumbuhan harus dilakukan secara perlahan dan pasti. Salah satu cara yang dia usulkan, menaikkan secara pelan-pelan kontribusi ekonomi luar Jawa dengan mendorong pengembangan industri manufaktur.


"Memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam, seperti komoditas di luar Jawa juga perlu supaya nantinya kontribusi pertumbuhan ekonomi tidak lagi terpusat di Jawa," katanya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 mematok target bahwa pada 2019 nanti ekonomi dalam negeri tumbuh 8 persen.

Tapi, sampai dengan 3,5 tahun jalannya pemerintahan, pertumbuhan ekonomi masih belum juga beranjak dari bawah 5,5 persen. 

(agt/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER