Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo mencatat pendapatan premi sepanjang semester I 2018 baru mencapai sekitar 35 persen dari target tahun ini sebesar Rp5,3 triliun.
Direktur Operasional Komersial Askrindo Dwi Agus Sumarsono menjelaskan perolehan pendapatan tersebut seiring upaya penyehatan yang beberapa portofolio tak menguntungkan yang dilakukan perusahaan.
"Kami melihat bisnis yang
loss nya tinggi, kami lakukan perbaikan ke depan," ucap Dwi, Kamis (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hitungan
CNNIndonesia.com, jika pendapatan premi baru 35 persen dari target tahun ini, maka jumlah premi Askrindo per Juni 2018 baru sebesar Rp1,85 triliun.
Kendati belum mencapai separuh dari target, Dwi mengklaim pendapatan premi perusahaan masih naik sekitar 16-17 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Yang mendorong (pendapatan premi semester I) itu asuransi umum, lalu asuransi aset," terang Dwi.
Menurutnya, porsi asuransi umum terhadap seluruh bisnis perusahaan meningkat signifikan. Salah satu contoh asuransi umum yang berkontribusi cukup tinggi, yaitu asuransi kebakaran.
"Asuransi umum kenaikannya tahun ini sekitar 20-30 persen," jelas Dwi.
Dwi pun optimis target premi perseroan hingga akhir tahun akan tercapai. Pasalnya, pendapatan premi asuransi umum biasanya meningkat tajam jelang akhir tahun.
(agi)